Apresiasi Perhatian Publik, Pakar Berharap Kredit untuk Bomba Tetap Diaudit
"Jadi kemungkinan resiko macet akan tinggi. Penegak hukum akan dilibatkan kalau ada anomali. Maka harus diawali dengan audit lebih dulu," ujarnya.
Lebih lanjut Tanggor berharap aksi nyata publik melalui media sosial ini tidak ditanggapi secara negatif oleh pihak BNI atau Bomba.
Menurut dia, hal semacam ini seharusnya dianggap sebagai masukan agar kedua pihak bisa lebih baik lagi di masa yang akan datang.
"Teriakan seperti ini ada baiknya muncul untuk meningkatkan tata kelola bank yang memberikan pinjaman kredit untuk lebih baik. Watchdog diperlukan di setiap korporasi. Itu akan membangun kewaspadaan manajemen," katanya lagi.
Menanggapi hal tersebut, konsultan bisnis digital dan Metaverse Tuhu Nugraha menyebut bahwa isu tersebut menarik karena ada sisi positif dari media sosial yaitu jadi bagian dari sistem kontrol seperti media dan jurnalis.
"Media sosial jadi alat suara publik untuk partisipasi dan melakukan pengawasan, walaupun secara esensi yang disuarakan benar atau salah," kata Tuhu.
Kata dia, dalam trending topic secara matematika adalah ketika banyak yang mengetwit tentang hal yang sama.
"Itu bisa organik memang banyak yang ikut menyuarakan dan ngomongin untuk mencuri perhatian publik terutama ke media," ujarnya.
Sebelumnya, Corporate Secretary BNI Mucharom membantah isu yang menyebut kredit untuk Bomba Group tak sesuai prosedur.
- 3 Perusahaan Tambang Dipanggil Polisi Buntut Banjir Bandang dan Longsor di Sukabumi
- Ini Upaya BNI Mendukung Pemerintah Mencapai Bebas Emisi Pada 2060
- BNI Jadi Bank Terbaik Peraih 5 Penghargaan BI, Ini Kontribusinya
- BNI Dorong Inklusi Keuangan lewat Peringatan Hari Disabilitas Internasional 2024
- Dukung Pertumbuhan Usaha Jatim, BNI Investor Daily Round Table Hadir di Surabaya
- Diakui Secara Global, BNI Sabet 2 Penghargaan Internasional dari Corporate Treasurer