Aprindo Beber Kunci Utama Agar Industri Ritel Tetap Bertahan
Sabtu, 29 Juni 2019 – 05:44 WIB

Ilustrasi masyarakat sedang berbelanja di Matahari Department Store. Foto: Kaltim Post/JPNN
"Kalau dipilah lagi, khusus yang hipermarket dan supermarket ternyata mengalami minus 6,8 persen. Memang mereka ada ekspansi. Namun, faktanya toko yang jumlahnya tutup itu lebih banyak daripada yang dibuka," tegasnya.
Menurut Ibnu, penyebab hal tersebut bermacam-macam. Mulai ada yang memang performance-nya negatif sehingga harus ditutup.
Ada juga yang menutup gerainya sementara karena sedang memikirkan strategi yang pas untuk memenangi pasar.
"Namun, mayoritas mereka menutup tokonya karena ingin mengubah konsep, seperti ingin mengecilkan space. Dari yang awalnya lima ribu meter persegi diperkecil jadi dua ribu meter persegi agar lebih fleksibel dan efisien," tuturnya. (sb/cin/jay/nur/jpr/jpnn)
Koordinator Wilayah Indonesia Bagian Timur Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Abraham Ibnu mengatakan, kunci utama agar industri ritel bisa tetap survive adalah rutin melakukan inovasi demi terus menarik minat konsumen untuk berbelanja.
Redaktur & Reporter : Ragil
BERITA TERKAIT
- Fokus Pengembangan Bisnis Ritel, BSI Region 3 Palembang Catatkan Kinerja Positif di 2024
- CRSC Dukung Industri Ritel & Pusat Perbelanjaan Adaptif dan Kompetitif
- Strategi Jete Indonesia Bertahan di Tengah Gempuran Produk Impor
- Shipper dan APRINDO Hadirkan Solusi Nyata untuk UMKM Tembus Pasar Global
- Ninja Xpress Hadirkan Solusi Logistik Terintegrasi, Praktis & Ekonomis untuk Industri Ritel Lewat Ninja B2BR
- Aprindo Bongkar Penyebab Harga Beras Naik di Toko Ritel, Ya Ampun!