APTRI: Bulog Gagal Stabilkan Harga Gula

jpnn.com - jpnn.com - Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (DPN APTRI) Soemitro Samadikoen menilai Bulog gagal melaksanakan amanat pemerintah untuk menstabilkan harga sejumlah komoditas pangan, khususnya gula.
Terbukti tahun 2016 Bulog tidak mampu menstabilkan harga gula saat menjelang Hari Raya Idul Fitri yang lalu yang sampai menembus harga Rp 14.000 per kg.
Padahal, lanjutnya, pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) Rp 12.500/ kg, dan BULOG saat itu juga mengantongi izin impor 100 ribu ton white sugar serta raw sugar 267 ribu ton.
“Mestinya, dengan kegagalan tersebut pemerintah tidak lagi memberikan penugasan impor gula lagi kepada Bulog,” ujar Soemitro, Selasa (7/2).
Sekjen DPN APTRI Nur Khabsin menambahkan, ketika rencana impor digulirkan tahun lalu, Kementerian BUMN menjanjikan kompensasi kepada petani berupa rendemen 8,5 persen.
Janji tersebut dingkari, isapan jempol saja, sehingga petani tetap merugi. Impornya jalan terus rendemennya tetap di kisaran angka 5% sd 6% saja.
Menurut keterangan resmi pemerintah, tingginya harga gula nasional akibat kurangnya stok. Karena itu perlu kebijakan import.
Tahun 2016 Kementerian BUMN menugaskan Bulog untuk mengimpor 100 ribu ton white sugar dan raw sugar 267 ribu ton.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (DPN APTRI) Soemitro Samadikoen menilai Bulog gagal melaksanakan amanat
- Bulog: Stok Beras Nasional Aman hingga Akhir Ramadan 2025
- Selain Operasi Pasar Pangan Murah, Bulog Terus Gencar Serap Gabah Selama Ramadan
- Bulog Gelar 'Trekking Bersama Befood Community' di Pasir Pete Sentul
- Target Penyerapan 3 Juta Ton Beras Bisa Dicapai dengan Kerja Sama Seluruh Stakeholder
- Jelang Ramadan, Bulog Sudah Serap 140 Ribu Ton Gabah Petani dengan Harga Rp 6.500 per Kg
- Serapan Gabah Lampaui Target, Indonesia Aman dari Darurat Pangan