Arah Baru Arab Saudi: Menjauh dari Amerika, Mendekat ke Rusia
Memang "ada udang di balik batu" di balik tuntutan Saudi itu. Dalam kerangka Mesir, Saudi menginginkan Mesir menswastanisasi sektor-sektor publik sehingga Saudi bisa memilikinya.
Bisa juga karena Saudi menginginkan Pulau Tiran dan Sanafir di mulut Teluk Aqaba yang kabarnya sudah dijanjikan Mesir untuk dimiliki Saudi.
Namun, dalam politik memang "tidak ada makan siang yang gratis". Pun dengan bantuan Saudi ke negara-negara seperti Mesir.
Ini lebih karena ada pergeseran kesadaran dalam pemerintahan Saudi saat ini bahwa segala uang dari pajak rakyat dan penerimaan negara seharusnya kembali ke negara dan tak boleh menguap begitu saja.
Lain hal, Saudi berusaha berbaikan dengan Bashar al Assad di Suriah dan juga Houthi di Yaman, bahkan dengan Iran yang menjadi sponsor baik Assad maupun kelompok Syiah, Houthi.
Selama ini Saudi sudah mengalirkan dana puluhan miliar dolar AS untuk menggulingkan Assad dan menyingkirkan Houthi dari Yaman.
Alih-alih berhasil, kekuasaan Assad dan Houthi tetap mencengkeram kuat di dua wilayah itu. Sebaliknya, keuangan dan energi Saudi terhisap tanpa menciptakan resultante yang menguntungkan Saudi, baik dari sudut geopolitis maupun perubahan rezim di dua wilayah itu.
Saudi adalah pendukung utama kelompok Sunni Suriah yang berusaha meruntuhkan Assad. Saudi sendiri ingin menyaksikan Assad yang Syiah Alawiyah itu tumbang.
Saudi bahkan sudah tak lagi ingin menjadi dermawan tanpa pamrih bagi tetangga-tetangganya di dunia Arab atau negara-negara Muslim lain di dunia ini
- Dokter Asal Arab Saudi Pelaku Serangan yang Menewaskan 2 Orang di Pasar Natal
- Forum Pemuda Indonesia-China: Generasi Muda Jadi Jembatan Kerja Sama
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Semifinal BWF World Tour Finals 2024: Ganda Campuran China dan Malaysia Saling Sikut
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time
- Resmi, Arab Saudi Tuan Rumah Piala Dunia 2034