Arah Kiblat Masjid Istana Dikoreksi
Renovasi Masjid Baiturrahim Telan Dana Rp 9,8 M
Sabtu, 02 Oktober 2010 – 07:37 WIB
Arah kiblat ditentukan pada 26 Mei lalu, tepat pukul 16.28, atau ketika matahari tengah tepat di atas masjidil haram. Dengan metode tersebut, semua bayangan matahari ketika itu, mengarah ke kiblat. "Waktu itu matahari di atas masjidil haram, dan kami minta rekan-rekan saksikan itu arah kiblat yang benar," kata Sudi.
Baca Juga:
Meski dibangun mihrab baru, tempat imam yang lama masih tetap ada. Namun, mihrab lama ditutupi partisi kaca semi permanen berhias kaligrafi. Partisi dibuat sejajar dengan kemiringan mihrab baru, yang disesuaikan dengan arah kiblat hasil koreksi. Arah kiblat setelah dikoreksi adalah miring ke kanan dari arah barat.
Bagian utama masjid yang bersebelahan dengan Istana Merdeka tersebut tidak diubah. Pilar-pilar khas masjid kuno, tetap dipertahankan. Kubah masjid juga masih seperti bentuk asli. Begitu juga dengan menara yang menjadi salah satu ciri khas istana karena ujungnya tampak dari luar komplek.
Pembangunan baru masjid diarsiteki oleh Ahmad Nukman, insinyur dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Nukman pernah menjadi arsitek sejumlah masjid terkenal, antara lain, menara Masjid Salman, Bandung, Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, dan Masjid At-Tien di kawasan Taman Mini Indonesia Indah. Selain lebih lapang, di tangan Nukman, interior masjid tidak terasa miring, meski arah kiblat dikoreksi serong ke kanan.
JAKARTA - Setelah direnovasi selama sembilan bulan, Masjid Baiturrahim bisa kembali digunakan untuk kegiatan ibadah. Pembangunan kembali masjid di
BERITA TERKAIT
- Momen Ketua Umum Bhayangkari Rayakan Natal Bersama Penyintas Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
- Tol Jagorawi Arah Jakarta Diberlakukan Contraflow
- Berita Duka, Joseph Hasan Meninggal Dunia
- Rayakan Hari Natal Bersama Anak-anak Penyintas Lewotobi, Istri Kapolri Berikan Kado Spesial
- BKN Sebut Tak Ada Kode TL di Pengumuman Kelulusan PPPK Tahap 1, Semua Honorer Lolos?
- Taman Doa Our Lady of Akita PIK 2 Destinasi Wisata Kerohanian untuk Masyarakat Indonesia