Arang Galang

Oleh Dahlan Iskan

Arang Galang
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Uang muka dari Kasim ia serahkan semua ke produsen arang itu. Masih ditambah seluruh uang tabungannya. Ludes.

Ketika waktunya tiba, arang yang dijanjikan tidak datang. Ketika ditanya, yang datang adalah alasan.

Ditanya lagi alasan lagi. Alasan itu sampai mencapai seribu.

Ketika Galang sedikit mengancam, si pemasok balik mengancam. Lebih galak. Setiap ditingkatkan ancaman itu galaknya juga naik.

Galang gagal mendapat kepercayaan dari luar negeri. Justru karena ia terlalu percaya pada orang lain. 

Galang tidak bisa lagi mencari pemasok lain. Ia sudah tidak punya uang. Rumahnya pun nunut di mertua-indah.

Ia infokan persoalan itu ke Kuwait. Galang mulai dicurigai –tidak beda dengan kasus penipuan sebelumnya. Apalagi janjinya untuk mencari pengganti tidak kunjung dapat.

Enam bulan kemudian Galang punya firasat buruk. Kasim pasti akan mengadu ke kedutaan Indonesia di Kuwait.

Hampir semua pengusaha mengawali hidup mereka dari jatuh bangun. Ada yang setelah jatuh bangun lagi. Ada juga yang setelah jatuh terus menikmati kejatuhannya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News