Arema FC Jeblok, Bagian Anomali Liga 1
Rendra memang enggan berbicara mendetail soal apa saja kekurangan dari Arema FC. Tapi, berbicara soal Liga 1 musim ini, masalahnya bisa jadi amat kompleks.
Anda mungkin sepakat bila terjadi anomali di Liga 1. Tim-tim besar yang sebelumnya punya tradisi juara, atau setidaknya stabil di papan atas malah jeblok.
Persib Bandung, juara Indonesia Super League (ISL) 2014 (kompetisi resmi terakhir yang digelar di Indonesia sebelum turunnya sanksi dari FIFA) malah babak belur di Liga 1. Persib hanya mampu finish di posisi 13.
Nasib lebih tragis di alami Semen Padang. Tim yang masuk babak delapan besar ISL 2014 itu malah terdegradasi dan harus bermain di Liga 2 musim depan.
Sebaliknya, tim-tim ”jaman now” macam Bhayangkara FC, Bali United, dan Madura United malah mampu menembus papan atas. Bhayangkara FC bahkan mengakhiri musim dengan menjadi juara Liga 1.
Selain soal anomali, kebijakan transfer pemain Arema FC juga bisa menjadi penyebab jebloknya prestasi. Terutama soal transfer pemain asing.
Arema FC terlalu tergesa-gesa saat merekrut Juan Pablo Pino. Demi mengisi slot marquee player, Pino pun direkrut ketika kompetisi sudah mulai berjalan.
Meski pernah memperkuat klub elite Eropa seperti AS Monaco dan Galatasaray, kontribusi Pino buat Arema FC belum maksimal. Dia hanya tampil dalam 18 laga bersama Arema FC.
Tim-tim besar yang sebelumnya punya tradisi juara, atau setidaknya stabil di papan atas malah jeblok. Seperti dialami Arema FC.
- Imran Nahumarury dan Yeyen Tumena Pasti Sedang Bergembira
- Kabar Baik dan Buruk Bagi Persib Bandung Menjelang Jumpa Bali United
- Persib Butuh 11 Poin Jadi Juara Liga 1, Tyronne: Semua Final
- Akhirnya Rizky Eka Pratama Menikahi Karina, Ada Tamu Istimewa
- Begini Siasat Persib Bandung untuk Terus di Puncak Klasemen Liga 1
- Persis vs Malut United: Ada Sejarah dan Harapan di Balik Hattrick Yakob Sayuri