Argentina dan Inggris, Panas Karena Malvinas
Rabu, 13 Maret 2013 – 06:56 WIB
PM Inggris David Cameron kemarin menyerukan kepada Argentina supaya menghormati keinginan warga Falklands sesuai hasil referendum. Dia juga meminta Argentina untuk berhati-hati dalam berkomentar. ’’Penduduk Falklands tak bisa bicara lebih jelas lagi (dari hasil referendum). Mereka ingin tetap berada di bawah Inggris dan pendapat itu harus dihormati oleh semua pihak, termasuk Argentina,’’ ujarnya melalui pernyataan resmi.
Cameron memperingatkan Argentina agar tak mengambil tindakan militer. ’’Kepulauan Falkland berjarak ribuan kilometer (dari wilayah Inggris). Tetapi, mereka (penduduk kepulauan) adalah warga Inggris yang ingin tetap tinggal di sini. Orang harus tahu bahwa kami akan selalu berada di sana untuk melindungi mereka,’’ lanjutnya.
Penduduk Falkland berharap hasil referendum tersebut bisa memperkuat posisi mereka dalam menghadapi tekanan internasional terkait sengketa wilayah. Amerika Serikat (AS) secara tegas menghindari sikap memihak terkait isu itu meski memiliki hubungan dekat dengan Inggris.
Hasil referendum diumumkan sekitar pukul 22.30 Senin waktu setempat (pukul 08.30 kemarin WIB). Pengumuman hasil referendum itu disambut oleh warga.
’’Ramai sekali di sini. Luar biasa,’’ ucap Barry Alsby, anggota parlemen Falkland, saat menggambarkan suasana pasca-pengumuman referendum. ’’Ratusan orang yang ada di luar katedral merayakan, menyanyi, dan mengibarkan bendera,’’ terangnya.
STANLEY – Hasil referendum soal penentuan status dan nasib warga Kepulauan Falkland (Malvinas) pada Minggu lalu (10/3) berpotensi membuat tegang
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer