Argentina Hentikan Ekspor Sapi untuk Menurunkan Harga dalam Negeri
"[Tiongkok] adalah pasar utama terbesar mereka, di bulan Maret saja, daging sapi Argentina menguasai 22 persen dari pasar keseluruhan di sana," kata Simon Quilty.
"Tanpa adanya ekspor dari Argentina ke Tiongkok, kita bisa mengharapkan respon cepat dari Tiongkok, yang sekarang sangat memerlukan pasokan daging, terutama sapi, dan saya memperkirakan harga dan permintaan dari Tiongkok akan naik."
Simon mengatakan Tiongkok akan menghadapi "tantangan besar" dalam menemukan negara pengganti yang dapat mengisi kekosongan Argentina.
"Ekspor dari Brasil menurun drastis. Ekspor dari Australia juga turun. Mereka mungkin akan mencari dari Amerika Utara namun mereka tidak akan bisa mendapatkan daging yang murah dari Amerika Serikat," katanya.
"Jadi saat ini kemungkinan besar satu-satunya harapan adalah dari Selandia Baru."
Simon mengatakan Argentina sebelumnya sudah pernah melakukan tindakan seperti ini, termasuk larangan ekspor selama 15 hari di tahun 2014, yang menurutnya tidak banyak berdampak ketika itu dalam soal harga daging sapi secara global.
Namun dia mengatakan saat ini pasok daging secara global tidak banyak dan pengumuman ini akan memberikan dampak besar.
"Saya memperkirakan akan ada kekurangan daging sapi secara global selama 12 sampai 24 bulan mendatang," katanya.
Argentina, salah satu negara pengekspor daging sapi terbesar di dunia, telah memutuskan untuk menghentikan ekspor produk daging sapi, yang berpotensi menimbulkan kelangkaan daging sapi tanpa lemak
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata