Arief Nilai PPHN Akan Percuma Ketika Jabatan Presiden Dua Periode
jpnn.com, JAKARTA - Mantan Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono menilai Pokok Pokok Haluan Negara (PPHN) pada prinsipnya sangat dibutuhkan menjadi pembimbing arah pembangunan nasional.
Namun, kebijakan tersebut bisa tidak berjalan ketika banyak korupsi terjadi di sebuah kepemimpinan.
"Pembangunan maju mundur gak terukur," ujar Arief melalui keterangan persnya, Rabu (18/8).
Selain itu, kata ketua umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu itu, PPHN bisa tidak berjalan maksimal ketika masa jabatan presiden hanya dua periode.
Bisanya, kata Arief, presiden kesulitan mengonsolidasikan kekuatan pada periode kedua. Dukungan kuat baru diperoleh saat tahun kedua kepemimpinan pada periode kedua.
"Tahun ketiga pembangunan baru bisa jalan sampai tahun keempat. Kemudian sudah ditimpa persiapan pemilu yang akan kembali merusak konsolidasi pemerintahan," kata pria yang mengaku menghabiskan masa remajanya di Tanjung Priok, Jakarta Utara itu.
Dengan demikian, menurut Arief, investor tidak punya jaminan pemerintahanan yang solid ikut membangun Indonesia.
Menurutnya, presiden perlu diberikan kesempatan waktu yang rasional agar bisa melaksanakan mandat dari PPHN jika ketentuan tersebut berlaku di Indonesia.
Mantan Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono menilai Pokok Pokok Haluan Negara (PPHN) pada prinsipnya sangat dibutuhkan menjadi pembimbing arah pembangunan nasional. Namun, Arief memberikan beberapa catatan. Apa saja itu?
- Arief Poyuono: Judi Online Sudah Menjamur sebelum Budi Arie Jadi Menkominfo
- Bicara Cadangan Devisa Era Prabowo, Arief Poyuono Singgung Era Mulyono
- Sekjen Gerindra Usul Ekspor Pasir Laut Ditunda, Arief Poyuono: Tidak Elok
- Bambang Soesatyo Ungkap Rancangan PPHN Telah Disusun MPR Periode 2019-2024
- Jimly Asshiddiqie Bicara Pentingnya Penataan Kembali Kelembagaan MPR, DPR, dan DPD
- FSP BUMN Bersatu Soroti Potensi Korupsi di Masa Transisi Kekuasaan