Arief Yahya Ingin Pariwisata Indonesia Diukur dengan Standar Dunia
Sedangkan dari sisi destinasi, Arief menjelaskan soal 10 Bali baru itu. Hal itu untuk merespons pertanyaan Tanah Sullivan, Community Specialist Asia Pacific Business Engagement WEF yang menanyakan soal 10 Bali Baru itu.
Arief lantas memerinci satu per satu 10 Bali Baru dari ujung utara barat sampai ke utara timur. Yakni Danau Toba Sumatera Utara, Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu Jakarta, Borobudur Jawa Tengah, Bromo-Tengger-Semeru Jawa Timur, Mandalika-Lombok NTB, Komodo-Labuan Bajo di NTT, Wakatobi di Sultra, dan Morotai di Maluku Utara.
Memang, harus diakui, ada banyak kendala jika Indoensia ingin dikalibrasi dengan standar dunia. Salah satu yang paling mendasar adalah minimnya data yang disiapkan oleh Pemerintah Indonesia sendiri dari 14 pilar yang dipotret WEF itu. Kemenpar memang sudah mempelajari dan menyiapkan data yang masih banyak belum di-up date dari 15 kementerian/lembaga.
“Kami sudah FGD (focus group discussion, red) dengan 15 kementerian dan lembaga, untuk meng-up date data. Karena dalam hal data, Kemenpar tidak bisa mengakses sendiri. Harus dibantu Kementerian lain, yang memegang datanya. Misalnya soal kesehatan, infrastruktur, airport, keamanan, dan sebagainya, yang semua terkait dengan performance Indonesia dari sisi pariwisata,” kata Arief.
Di forum WEF itu, Menpar Arief didampingi sejumlah staf khususnya. Antara lain Samsriyono Nugroho (staf khusus bidang teknologi informasi pariwisata), Muh Noer Sadono (staf khusus bidang komunikasi publik), Nia Niscaya (Asdep Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika) serta Harry Waluyo (staf khusus pidang pariwisata), Elitua Hamonangan Simarmata (staf khusus bidang pariwisata), Addin Maulana (peneliti bidang pariwisata) dan Sutanto (sekretaris pribadi Menpar).
Perwakilan Tetap RI di PBB yang berkantor di Jenewa juga ikut membantu mengatur dan menindaklanjuti. Dari pihak KBRI yang hadir antara lain RM Michael Tene (Ambassador Deputy Permanent Representative RI untuk UN, WTO and other International Organization in Geneva), serta Elvie Indayani (Third Secretary Permanent Mission of The RI to UN, WTO, and other International Organization in Geneva).
Lalu bagaimana memasok data terbaru itu? Samsriyono selaku staf khusus Menpar bidang IT Stafsus IT menjelaskan, pihaknya tengah mengumpulkan data yang dibutuhkan dari 15 kementerian/lembaga terkait dan akan langsung diunggah ke situs yang bisa diunduh WEF. Awal Oktober 2016 nanti, data itu sudah akan terunggah. Tim teknis pekan ini akan terus interns berkomunikasi dan saling menukar info dan data seputar 14 pilar yang dibutuhkan WEF.
Thierry Geiger pun berkali-kali menyampaikan apresiasinya terhadap Menpar Arief Yahya soal keseriusan Indonesia mengkalibrasi diri dengan TTCI itu. Ia menyebut langkah kooperatif itu sangat memudahkan WEF mem-validasi data.
JENEWA – Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya berkunjung ke markas World Economic Forum (WEF) di Jenewa, Swiss. Tujuannya untuk mendapatkan
- Resmi Melantai di Bursa, MR. D.I.Y. Raih Dana Segar Rp 4,15 Triliun
- Vietjet Gandeng Xanh SM Mewujudkan Transportasi Hijau dan Pariwisata
- ASABRI Raih Predikat Informatif dalam KIP 2024
- Penyesuaian Tarif PPN 12% Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Rakyat
- Begini Cara KAI Logistik Dukung Kemandirian UMKM Difabel
- Rupiah Melemah Karena Penggeledahan di BI? Misbakhun Angkat Suara