Arief Yahya Terjunkan Semua Deputi di Rakorbang Kepri
jpnn.com, KEPRI - Kepulauan Riau betul-betul istimewa di mata Menteri Pariwisata Arief Yahya. Senin (3/4) kemarin, semua 'panglima pariwisata' dikerahkan ke Hotel Aston, Tanjung Pinang, Kepri untuk mewarnai Rapat Koordinasi Pembangunan (Rakorbang) Provinsi Kepri.
Mengapa Kepri begitu berarti bagi Menpar Arief? Pertama, Kepri ini top 3 wisman terbesar di Indonesia dengan persentase 20 persen, setelah Bali 40 persen dan Jakarta 30 persen. "Kedua, Kepri sudah ditetapkan sebagai Gerbang Wisata Bahari Indonesia, karena posisi geografis yang dekat dengan Singapore dan riilnya wisatawan yacht atau perahu wisata itu masuk dari sana," ungkap Menteri Arief.
Ketiga, Kepri juga masuk dalam program crossborder, karena penyeberangan ke Batam, Bintan, Tanjung Balai Karimun, sangat dekat dan cepat. Akses penyeberangan juga semakin banyak. "Karena itu akan banyak events internasional di Kepri, untuk menghidupkan industri pariwisata di sana," tutur Arief Yahya.
Kepri, lanjut Arief, juga destinasi yang paling cepat untuk membuat program kerjasama regional Negara-Negara Asia Tenggara, dengan dibungkus dengan Visit ASEAN@50. Program bersama, setelah kesepakatan dalam ATF (ASEAN Tourism Forum) 2017 di bulan Januari 2017 diluncurkan di Singapore.
Karena itu, Menpar Arief Yahya setuju ketika diminta memberi arah Kepri ke depan, agar sama dan seiring dengan target-target besar Kemenpar. Juga inline dengan apa yang dimaui Presiden Joko Widodo akan core economy bangsa Indonesia ke depan. "Beliau sudah menetapkan DNA Indonesia yang bisa bersaing di global level hanya ada di pariwisata! Paling enak, paling mudah, ikut sama arah yang sedang dituju Presiden, karena pasti sejalan," ujar Menteri Arief.
Di depan Gubernur Kepri Nurdin Basyirun dan seluruh kepala dinas di provinsi itu, Arief Yahya memaparkan mengapa Kepri harus menjadi pariwisata! Mengapa pariwisata harus dijadikan ujung tombak? "Pertama, trend pariwisata terus meningkat dalam 5 tahun terakhir, dan melejit dalam 2 tahun terkhir ini. Datanya bisa dilihat," jelas Arief.
Sebaliknya, oil and gas (minyak dan gas bumi), coal (batu bara), kelapa sawit (CPO) terus menurun, sehingga diperkirakan 2019, pariwisata sudah menjadi penyumbang devisa terbesar di Indonesia. "Ini penting! Riau saja, yang selama ini penghasil minyak mentah terbesar di Indonesia, sekarang sudah mulai switch ke pariwisata? Kepri sudah punya potensi dan lebih dekat dari Singapore!" ungkap Mantan Dirut PT Telkom ini.
Alasan lain, Arief Yahya mengajak flash back di revolusi industri, mengingat kembali pikiran-pikiran Alvin Toffler. Dia membagi revolusi ke dalam 3 fase gelombang. Yakni agriculture, manufacture, teknologi informasi, saat ini ada sudah masuk ke era cultural industry. "Pariwisata ada di gelombang ke empat, yakni cultural industry atau creative industry," ungkap Marketeers of The Year 2013 versi MarkPlus itu.
Kepulauan Riau betul-betul istimewa di mata Menteri Pariwisata Arief Yahya. Senin (3/4) kemarin, semua 'panglima pariwisata' dikerahkan ke Hotel
- Endry Lee, Sosok di Balik Kesuksesan MensaPro Indonesia
- Komisi VII DPR Minta Pemerintah Pastikan Libur Nataru Aman dan Nyaman
- Novita Hardini Sebut Penghapusan DAK Pariwisata akan Mencekik Daerah
- Pembukaan Program S2 King’s College London di KEK Singhasari Menandai Peluncuran HDZ & NHL
- Indef Tanggapi Wacana Pemisahan Ekonomi Kreatif dari Kemenpar
- Fadli Zon Sering Viral di Dunia Maya, Sandiaga pun Tertawa