Arief Yahya Titipkan Top 3 Program Prioritas Kemenpar

Arief Yahya Titipkan Top 3 Program Prioritas Kemenpar
Menteri Pariwisata Arief Yahya

Program homestay desa wisata yang dilaksanan mulai tahun ini merupakan kontribusi Kemenpar terhadap pendukungan program 1 juta rumah terjangkau bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang dibuat Kementerian PURR. Kemenpar berkontribusi membangun 100.000 rumah (homestay) yang dikaitkan dengan konsep desa wisata sebagai amenitas akan dikembangkan pada 2019.

“Untuk memenuhi kebutuhan amenitas di 10 destinasi prioritas dalam waktu cepat adalah membangun homestay desa wisata,” ujar Menpar.

Kemenpar tahun lalu sudah mensayembarakan desain homestay desa wisata dan hasil karya para menenang sayembara tersebut dijadikan sebagai model homestay desa wisata di 10 destinasi prioritas (Danau Toba; Tanjung Kelayang; Tanjung Lesung; Kepulauan Seribu; Candi Borobudur; Bromo Tengger Semeru; Mandalika; Labuan Bajo; Wakatobi; dan Morotai).

“Tahun 2017 kami mentargetkan membangun 20.000 homestay (pondok wisata), tahun 2018 sebanyak 30.000, dan tahun 2019 sebanyak 50.000 unit. Sebagai quick win dalam waktu dekat dibangun 1.000 homestay di 10 destinasi prioritas,” kata Arief Yahya.

Sementara itu program aksesibiltas udara merupakan program strategis yang harus diwujudkan tahun ini. Sekitar 80% kedatangan wisman ke Indonesia menggunakan moda transportasi udara sehingga tersedianya seat pesawat (seat capacity) yang cukup menjadi kunci untuk mencapai target 2017 hingga 2019 mendatang.

Tersedianya kapasitas seat sebanyak 19,5 juta oleh perusahaan maskapai penerbangan (airlines) Indonesia dan asing saat ini, menurut perhitungan Menpar, hanya cukup untuk menenuhi target kunjungan 12 juta wisman pada 2016, sedangkan untuk target 15 juta wisman tahun 2017 membutuhkan tambahan 4 juta seat. Untuk target 18 juta wisman tahun 2018 membutuhkan tambahan 3,5 juta seat atau menjadi 7,5 juta seat, sedangkan untuk mendukung target 20 juta wisman pada 2019 perlu tambahan 3 juta seat atau menjadi 10,5 juta seat pesawat.

Dalam memenuhi tambah 4 juta seat dalam mendukung target 15 juta wisman pada 2017 Kemenpar melakukan strategi 3 A (Airlines--Airport & Air Navigation=Authorities) termasuk peningkatkan kapasitas bandara; tahun 2017 tanpa pembangunan fisik bandara namun perlu dilakukan penataan slot time ; perpanjangan jam operasional; melakukan deregulasi, dan pemanfaatan IT dan SDM.

Sementara itu untuk memenuhi kebutuhan tahun 2018 perlu dilakukan pengembangan bandara secara terbatas (1 tahun) meliputi; rapid exit runway & apron Bali; percepatan pekerjaan (overlay/runway, taxiway, apron; CKG, SUB, TNJ, SRG); dan perluasan terminal CKG (Bandara Soekarno-Hatta), MDC (Bandara Internasional Sam Ratulangi), dan LOP (Bandara Internasional Lombok) membutuhkan waktu satu tahun, sedangkan untuk mementuhi kebutuhan tahun 2019 perlu dilakukan pembangunan bandara baru (waktu 2-3 tahun) yakni; New JOG (Yogya) ; New Bali; New Banten, New BDO (Bandung).

Menteri Pariwisata Arief Yahya menitipkan tiga program prioritas untuk disampaikan ke media di Kuta Bali, 7 April 2017.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News