Aris dan Indra Kelabui Densus
Selasa, 11 Agustus 2009 – 09:30 WIB
Apakah Aris sudah sehebat itu? Bukankah mereka hanya sekedar simpatisan biasa? "Justru sangat mungkin," ujar perwira yang pernah kursus antiterorisme di Singapura itu. Pendidikan teknik taqiyah adalah materi awal dalam jaringan Noordin. "Ibaratnya, itu materi basic training atau ospek ala penerimaan mahasiswa baru," katanya.
Peneliti terorisme yang juga konsultan ahli Densus 88 Dyno Cressbon mengamini pendapat itu. "Noordin itu tiga kali lebih cepat dari polisi," katanya di Jakarta kemarin. Pria yang mengaku sudah melihat foto jasad Temanggung itu yakin kalau saat ini, sel baru binaan Noordin sudah berkonsolidasi ulang.
"Dari informasi yang saya terima, Densus mengawasi seorang bernama Romi yang diduga Noordin sejak dari Jatiasih. Tapi, itu bukan berarti Romi memang benar-benar Noordin," katanya.
Nama Romi itu muncul dari hasil penyadapan yang dilakukan Densus 88 dengan alat Cellular Digital Interceptor (Jawa Pos 3 Agustus 2009). "Harus diingat, ada satuan informan yang sudah digalang Noordin untuk melapis. Kalau satu orang tertangkap, informasi bahwa Noordin diburu itu sudah satu jam lebih cepat sampai ke telinganya sebelum polisi datang," kata Dyno.
JAKARTA - Hari ini buron nomor wahid Densus 88, Noordin M. Top, genap berusia 41 tahun. Pria kelahiran Kluang, Johor, Malaysia, 11 Agustus 1968 itu
BERITA TERKAIT
- Le Minerale Tanam Ratusan Ribu Pohon yang Tersebar di Berbagai Wilayah Indonesia
- Indonesia Punya 106 Ribu Apoteker, 60 Persennya Terkonsentrasi di Jawa
- Banjir Rob Berpotensi Terjadi di Wilayah Ini, BMKG Imbau Masyarakat Waspada
- Ruang Amal Indonesia dan ZIS Indosat Segera Buka Program Amal Vokasi di KITB
- Said PDIP: Ibu Megawati Memang Tulus Bilang Terima Kasih kepada Prabowo, MPR, dan Rakyat
- Kuasa Hukum Tepis Isu Miring Terkait Eks Dubes RI untuk Nigeria Usra Hendra Harahap