Arisan Seks Pelajar, Cerminan Gagalnya Pendidikan

Arisan Seks Pelajar, Cerminan Gagalnya Pendidikan
Arisan Seks Pelajar, Cerminan Gagalnya Pendidikan

jpnn.com - JAKARTA - Terungkapnya arisan seks di kalangan pelajar di Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat, merupakan cerminan kegagalan dunia pendidikan. Demikian dikatakan Sekretaris Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti, Minggu (4/5).

"Kejadian ini mencerminkan kegagalan pendidikan kita, anak-anak ini pelaku sekaligus korban dari sistem pendidikan yang tidak membangun ketajaman berpikir dan kehalusan perasaan," kata Guru yang kerap mendorong penghapusan Ujian Nasional (UN) ini.

Selain, itu, kata Retno, anak-anak pelaku arisan seks tersebut juga korban dari rendahnya perhatian, pengawasan dan keterbukaan mereka dengan orangtua dan lingkungan keluarganya. Padahal, jika mengikuti pemikiran Paulo Freire, tentang pendidikan yang membebaskan, guru dan siswa memiliki posisi yang sejajar. Hanya fungsinya yang berbeda.

"Dalam relasi yang setara, sekolah sebagai institusi pendidikan, tempat komunitas pendidik dan siswa, menjadi tempat pembangunan karakter. Anak dari latar belakang keluarga yang beragam, suku dan agama berbeda-beda, tumbuh dengan karakter yang sehat, logis/rasional/kritis, anti-kekerasan, dan menghargai sesama," jelas Retno.

Dia menambahkan, sekolah semestinya menjadi ”taman” yang memungkinkan anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, percaya diri, dan tangguh. Pemikiran itulah yang mendasari tokoh pendidikan nasional, Ki Hadjar Dewantara, 92 tahun silam saat mendirikan lembaga pendidikan dengan nama Taman Siswa.(fat/jpnn)


JAKARTA - Terungkapnya arisan seks di kalangan pelajar di Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat, merupakan cerminan kegagalan dunia


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News