Arist Merdeka Sirait: Kalau Anak-anak Indonesia Sakit, Berarti Ada yang Diuntungkan?

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait merasa geram karena upayanya melindungi anak-anak Indonesia agar hidup dan berkembang sehat mendapat hambatan.
Dia mencermati adanya upaya penyelidikan dari pihak Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) atas isu pelabelan bisphenol A (BPA) pada galon guna ulang dan kemasan plastik.
"Ada upaya dari industri atau asosiasi yang tetap ingin pelabelan informasi BPA tidak jadi disahkan," kata Arist, di Jakarta, Selasa (17/5).
Dia mengatakan bahwa laporan ke KPPU itu menyudutkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dengan dalih isu persaingan usaha.
Arist Merdeka pun menyayangkan adanya anggapan pelabelan tersebut akan menguntungkan satu pihak.
"Sebaliknya, jika banyak anak terpapar penyakit akibat BPA berarti ada pihak yang merasa gembira dan mengabaikan kesehatan demi keuntungan semata," bebernya.
Menurutnya, rancangan perubahaan kedua atas Perka BPOM No 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan tersebut bertujuan memberikan perlindungan kesehatan kepada anak-anak.
"Perubahan Perka tersebut dianggap menguntungkan satu pihak tertentu karena persaingan usaha," tuturnya.
Arist Merdeka Sirait menyayangkan adanya anggapan pelabelan pada kemasan plastik mengandung BPA akan menguntungkan satu pihak.
- KKI Temukan 40% Galon Guna Ulang Sudah Berusia di Atas 2 Tahun, Ini Bahayanya
- Riset Terbaru USU Perkuat Deretan Bukti Ilmiah, BPA Tidak Terdeteksi pada AMDK
- Penelitian Terbaru USU: BPA Tak Terdeteksi pada AMDK yang Terpapar Sinar Matahari
- KKI Soroti Ketidakmerataan Distribusi Galon Bebas BPA
- Cuma Indonesia yang Ribut soal Galon Polikarbonat, Eropa & Amerika Santai Saja
- Survei KKI: Konsumen Desak Pelabelan BPA pada Galon Guna Ulang Dipercepat