Arjuno 200.000

Oleh: Dahlan Iskan

Arjuno 200.000
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Setelah lulus pendidikan barulah mereka mendapat bibit buah yang diinginkan. Bibit apa saja ada. Di bagian belakang kebun itu ada sektor pembibitan.

Yayasan tidak melepas begitu saja mereka. Selama empat tahun Yayasan Obor Tani menempatkan orang khusus untuk membimbing mereka. Sampai berhasil.

Sudah ada 127 petani binaan Pak Budi. Mereka tersebar di seluruh Indonesia. Khusus yang di Jateng, Pak Budi membantu sampai pemasaran.

"Kalau ada yang kesulitan pemasaran bisa kirim buahnya ke toko buah yang di Bawen. Mutunya dijamin sesuai dengan standar Hortimart.

Di kebun ini juga dikembangkan buah dari luar negeri. Misalnya, Musangking dari Malaysia. Awalnya menanam pohon indukan dulu. Setelah menghasilkan mutu yang persis aslinya, barulah dikembangkan Musangking seperti sekarang.

Juga jeruk Bali dari Tiongkok. Dari kawasan suku Hakka, Meixian. Atau kelapa Pandan Wangi dari Thailand –yang harga jualnya tiga kali lipat dari kelapa biasa.

Saya tidak menyangka bisa menutup tahun 2024 di kebun buah –sebelum perjalanan ke Semarang.

Setelah diskusi dengan gubernur terpilih Jateng, Ahmad Luthfi, malam tadi juga balik ke timur. Hujan sepanjang jalan –sampai pun di DIC Farm.

Meski rasanya tak kalah dengan Musangking tetap saja harga Arjuno masih kalah. Beda Rp 100.000 per kilogram. Musangking dijual Rp 300.000/kg. Arjuno Rp 200.000.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News