Arkeolog Canberra Temukan Fosil Tikus Raksasa di Timor Leste

"Semua tinggalan yang berasal dari era 46 ribu tahun hingga 1000 tahun lalu, kami temukan dalam bentuk tinggalan dan ada bukti tanda bekas pengunyahan," katanya.
"Banyak sisa tinggalan ini yang terbakar jadi bisa dikatakan mereka memasaknya di api sebelum memakannya. Sepertinya ini makanan yang enak karena kemana pun kami menggali, kami selalu menemukan fosil-fosil tikus ini," kata Dr Louys lagi.
Dr Louys mengatakan, fosil ini juga bisa menjelaskan dampak dari terjadinya deforestasi.
Dikatakan, punahnya tikus ukuran raksasa ini bersamaan waktunya dengan mulai dikenalnya peralatan besi yang memungkinkan manusia menggunduli hutan.
"Jadi, kami memperkirakan punahnya tikus raksasa bukan disebabkan oleh perburuan melainkan oleh pembukaan lahan dan deforestasi," katanya.
"Jika kita hubungkan dengan apa yang terjadi di Papua Nugini dan Indonesia saat ini, kita perlu waspada atas dampak deforestasi yang bisa mengakibatkan kepunahan lebih banyak hewan," katanya.
Tim arkeolog dari Australian National University, Canberra, menemukan fosil-fosil dari tujuh spesies tikus ukuran raksasa dalam ekspedisi mereka
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia