Artis Itu Ada Dua Macam
jpnn.com - JAKARTA - Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan, jika dibandingkan dengan pileg, jumlah artis yang maju di pilkada memang minim. Hal ini terjadi karena berbagai faktor.
"Jika di pileg, slot untuk mencalonkan banyak sekali, kalau di pilkada kan belum tentu satu parpol bisa mengajukan calon, karena tergantung kursi," ujarnya.
Selain itu, kata Qodari, dibutuhkan modal finansial yang besar untuk memenangkan pilkada dibandingkan di pileg. Karena itu, seorang artis taruhannya lebih besar untuk maju pilkada dibandingkan maju sebagai calon anggota dewan.
Lain halnya dengan figur Rano Karno yang menjadi Gubernur Banten, selain memiliki modal finansial, juga memiliki tingkat popularitas yang tinggi.
"Artinya, maju di pilkada memang lebih sulit, lain halnya dengan pileg, masih bisa iseng-iseng berhadiah (terpilih, red)," ujarnya.
Menurut Qodari, parpol tentu sudah melakukan survei untuk menentukan bahwa artis itu layak maju di pilkada. Sosok Pasha misalkan, selain diendorse oleh PAN, vokalis band Ungu itu juga memiliki popularitas. Namun, popularitas artis tidak menjamin dirinya bisa terpilih dengan suara mayoritas.
"Artis itu ada dua macam, ada yang diterima masyarakat, ada yang tidak. Lagi-lagi ukurannya perlu survei," tandasnya. (bay)
JAKARTA - Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan, jika dibandingkan dengan pileg, jumlah artis yang maju di pilkada memang minim.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- DKPP Periksa Ketua-Anggota KPU, Ini Perkaranya
- Menyikapi Pernyataan Effendi, Guntur Romli Yakin Status Tersangka Hasto Sebagai Orderan Politik
- Indonesia Jadi Anggota BRICS, Marwan Cik Asan: Ini Langkah Strategis!
- Sultan Sebut Sawit Bisa Jadi Modal Soft Power Indonesia Dalam Geopolitik Global
- Agenda HUT PDIP Tidak Mundur Meski Hasto Menghadapi Persoalan di KPK
- Jumlah Anggota Koalisi Parpol di Pilpres Perlu Diatur Mencegah Dominasi