Arumi Bachsin Khawatir Melihat Pola Hidup Generasi Muda, Ada Bahaya Stunting

“Fenomena mager sudah melekat di remaja. Inilah yang membuat mereka terbiasa dalam pola hidup fast food, padahal, kalau memasak sendiri pasti kebutuhan gizi terpantau dengan baik,” tuturnya.
Arumi melanjutkan kualitas kesehatan dan hidup harus dijaga secara detail sejak dini. Nantinya, saat memasuki usia produktif bisa mengembangkan kemampuan diri dan tidak terhalang apa pun.
Sebab, di usia produktif, banyak yang termasuk pada kategori sangat gemuk ,sehingga menghambat produktivitas diri.
“Itulah pentingnya menjaga makanan minuman yang masuk ke dalam tubuh agar tidak menghambat produktivitas sendiri,” tambahnya.
Lebih lanjut dikatakan persoalan gizi tidak hanya menyangkut stunting, melainkan juga risiko anak kelebihan berat badan atau obesitas.
Konsumsi makanan dan minuman yang tidak terkontrol saat ini banyak terlihat pada anak Indonesia.
Salah satu akibatnya anak menjadi gagal tumbuh karena tidak mendapatkan nutrisi yang tepat.
Pemberian susu kental manis kepada anak yang dalam proses tumbuh kembang, lanjut Arumi, akan menjadi pemicu tersebut.
Arumi Bachsin mengungkapkan kekhawatirannya melihat pola hidup generasi muda. Ada bahaya stunting.
- Konsumsi Sayuran Meningkat Berkat Peran Perempuan Pegiat Urban Farming
- Ini Tujuan Bea Cukai Kenalkan Peran dan Fungsinya Kepada Murid TK hingga SMK
- Sinarmas Investama Ajak Generasi Muda Melek Investasi Digital
- Lion Parcel Perkenalkan Virtual CEO Pertama di RI, Strategi Baru Jangkau Generasi Muda
- Sukses Sebelum 30: Eks Pegawai Sukses Merintis Brand Lokal Kingman Bersama Shopee
- Gubernur Sumsel Bersama Kepala BKKBN Salurkan MBG untuk Ibu Hamil di Palembang