Arus Data Lintas Negara jadi Perhatian Jelang Presidensi G20

Arus Data Lintas Negara jadi Perhatian Jelang Presidensi G20
Arus data lintas negara menjadi perhatian anggota G20, mengingat makin meningkatnya risiko dan permasalahan terkait arus data. Foto dokumentasi Kemenkominfo

Global Knowledge Partners: United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). 

Diskusi tentang arus data lintas negara beberapa kali dibahas dalam Kepresidenan G20 sebelumnya.

Pada 2019, Presidensi G20 Jepang memulai pembahasan arus data dengan kepercayaan (DFFT) dalam aktivitas transfer data. 

Hal itu terus berlanjut sampai Presidensi G20 Italia. Gugus Tugas Ekonomi Digital mengakui pentingnya untuk mencapai pemahaman bersama terkait arus data bergerak melintasi batas dengan kepercayaan. 

Interkonektivitas menciptakan lingkungan yang kondusif untuk memaksimalkan potensi teknologi baru, seperti Big Data Analytic, Internet of Things (IoT), Blockchain, Artificial Intelligent Technology, yang mana data merupakan hal kunci. 

“Data adalah kunci untuk membuka pasar digital. Ibarat koin yang harus kita masukkan sebelum kita dapat menikmati produk digital,” kata dia.

Mira Tayyiba selaku sekretaris jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika sekaligus Chair DEWG menyebutkan anggota G20 memiliki keinginan yang sama untuk melanjutkan diskusi mengenai data, mengingat makin meningkatnya risiko dan permasalahan terkait arus data dari aspek teknis, praktis dan konseptual. 

“Internet itu untuk semua orang, maka dengan pertumbuhan internet yang terus meningkat kita semua memiliki kepentingan tata kelolanya dan implementasinya dari pertukaran data antarpemerintah,” kata Mira Tayyiba. (esy/jpnn)


Arus data lintas negara menjadi perhatian anggota G20, mengingat makin meningkatnya risiko dan permasalahan terkait arus data


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News