Arus Kuat
Oleh: Dahlan Iskan
![Arus Kuat](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2020/02/03/WhatsApp_Image_2020-02-03_at_15_33_11_(1).jpeg)
Si Jerman sudah dua kali ke Nusa Lembongan. Saya heran: apa menariknya pulau ini. Sama sekali tidak indah. Atau belum dibuat indah. Masih terkesan kumuh dan berdebu.
Para bule yang menunggu keberangkatan speed boat pun tidak punya ruang tunggu yang sekadar memadai. Tempat tunggu speed boat-nya mirip pos kamling di kampung-kampung miskin.
Anehnya mereka seperti bisa menerima keadaan itu. Rupanya mereka sudah siap mental.
Mereka memang tidak akan menikmati daratan Nusa Lembongan. Mereka hanya mampir di situ. Tujuan utama mereka ke dasar lautnya: menyelam.
Makanya banyak di antara mereka yang turun dari speed boat sambil memanggul tabung besi. Isi oksigen. Terlihat berat, apalagi kalau yang memanggul itu wanita.
Meski dia sudah tanpa bawahan dan atasan tabung itu tidak terasa lebih ringan. Mungkin karena masih ada dua gunung di dadanya.
Nusa Lembongan juga belum punya dermaga. Penumpang speed boat dianjurkan melepas sepatu. Menyingsingkan celana.
Speed boat-nya tidak bisa merapat ke daratan. Kapal itu menunggu di atas air setinggi di atas lutut.