Aryanthi Baramuli, Delapan Tahun Bertahan dari Kanker di Komunitas Penderita Kanker
Ikut Poco-Poco, Mual karena Kemoterapi pun Hilang
Minggu, 03 April 2011 – 08:08 WIB
Saat menjalani kemoterapi di salah satu rumah sakit di Jakarta itu, dia berkenalan dengan beberapa teman senasib sesama survivor kanker. Di antaranya, R. Yuniko Deviana yang pada 2007 menerbitkan buku berjudul I Have Cancer, It Doesn"t Have Me. Belajar dari pengalaman pribadi, akhirnya mereka bersepakat untuk mendirikan CISC. "Waktu baru rapat pada awal pendirian, sudah ada insiator yang meninggal," kata Aryanthi.
Sesuai pendirinya yang berlatar belakang menderita berbagai jenis kanker, CISC tidak membatasi anggotanya pada jenis kanker tertentu. Karena tidak berbentuk yayasan atau organisasi formal, pendanaan CISC berasal dari anggota sendiri secara sukarela. "Kalau ada even-even spesial seperti ulang tahun begini, baru cari sponsor. Sistemnya partnership," jelasnya.
Setiap minggu CISC memiliki agenda rutin. Lokasinya bergiliran dari ruang tunggu Gedung Radio Terapi RSCM, lantai 6 RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, dan rumah Aryanthi. Bukan hanya survivor kanker, kegiatan CISC juga terbuka bagi anggota keluarga serta sukarelawan. "Jadwal di rumah saya biasanya minggu kedua," ujar Aryanthi.
Dalam pertemuan tersebut, selain berbagi pengalaman, mereka mendapat informasi mengenai segala hal terkait kanker. Jadi, temanya berganti-ganti. Biasanya ada dokter atau psikolog yang hadir. "Kami berharap setiap anggota bisa menyosialisasikan kanker ke lingkungannya. Bisa lewat pengajian, contohnya," jelasnya.
Ketika divonis dokter terkena kanker payudara grade tiga, Aryanthi Baramuli Putri shock. Dia pun berobat. Setelah merasa sembuh, perempuan 46 tahun
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala