Aryanthi Baramuli, Delapan Tahun Bertahan dari Kanker di Komunitas Penderita Kanker
Ikut Poco-Poco, Mual karena Kemoterapi pun Hilang
Minggu, 03 April 2011 – 08:08 WIB
Menurut dia, CISC sangat bermanfaat. Yang paling praktis, orang yang divonis kanker sering mencoba mencari info dengan membaca buku. Namun, tak sedikit yang masih kurang paham dengan penjelasan buku. "Ternyata bahasa sesama pasien berdasar pengalaman lebih bisa dimengerti," katanya.
Karena itu, tak heran bila hubungan batin antaranggota CISC sangat dekat seperti keluarga. "Ini seperti rumah kedua bagi kami," tuturnya.
Meski selalu mendata anggota yang bergabung ke CISC sejak didirikan, Aryanthi menyatakan tidak tahu jumlah pasti anggotanya. Dia memang tidak pernah mau menghitungnya. "Selalu ada yang datang, selalu ada yang pergi. Kami punya data mereka, tapi tidak pernah mau menghitungnya," katanya penuh makna.
Sekarang juga telah dibentuk CISC di Bandung, Semarang, Batam, Manado, serta Balikpapan. Termasuk Bogor, Bekasi, dan Kerawang. Di Jakarta, mereka mendirikan dua rumah singgah bagi pasien kurang mampu yang sedang menjalani pengobatan kanker.
Ketika divonis dokter terkena kanker payudara grade tiga, Aryanthi Baramuli Putri shock. Dia pun berobat. Setelah merasa sembuh, perempuan 46 tahun
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala