AS-Afghanistan Bahas Lagi Perjanjian Keamanan Bilateral
jpnn.com - KABUL - Pembahasan perjanjian keamanan bilateral (BSA) antara Afghanistan dan Ameriksa Serikat kembali dilanjutkan. Pembicaraan ini kembali berlanjut setelah sempat terhenti pada 19 Juni 2013.
"Ini adalah langkah maju kedua negara," kata Presiden Afganistan, Hamid Karzai di Istana Kepresidenan Afganistan, Kabul seperti dikutip dari AP, Sabtu (24/8).
Dalam pertemuan negoisasi, Afghanistan diwakili oleh dua Penasihat Keamanan Nasional. Mereka adalah Rangin Dadfar Spanta dan Ashraf Ghani Ahmadzai.
Perundingan terkait BSA dimulai pertama kali di Kabul pada November 2012. Namun, sempat terhenti karena ulah kelompok Taliban yang membuka kantor perwakilannya di Doha, Qatar.
Menurut Karzai, pihaknya terus mencari opini publik soal BSA lewat majelis rendah Afganistan, Loya Jirga selama vakumnya proses perundingan. Saat ini perwakilan Afganistan tengah membahas pokok-pokok perjanjian keamanan bilateral.
Sedangkan pihak AS memberi tenggat waktu hingga Oktober tahun ini agar hasil negoisasi bisa disahkan. "Kami berpendapat penandatanganan hasil negosiasi BSA tergantung pada keputusan di Loya Jirga," ujar Hamid.
Adapun poin kontroversial dalam perjanjian BSA adalah jaminan bagi AS untuk tetap berada di Afghanistan setelah penarikan pasukannya pada akhir 2014. Poin itu hingga kini masih menjadi perdebatan kedua belah pihak termasuk beberapa negara yang bertetangga dengan negeri bekas jajahan Uni Soviet itu.(dil/jpnn)
KABUL - Pembahasan perjanjian keamanan bilateral (BSA) antara Afghanistan dan Ameriksa Serikat kembali dilanjutkan. Pembicaraan ini kembali berlanjut
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer