AS akan 'Pragmatis untuk Isu Iklim'
Jumat, 03 April 2009 – 09:29 WIB

EARTH HOUR - Suasana sudut kota New York saat program pemadaman listrik selama satu jam dalam rangka kampanye Earth Hour, Sabtu (28/3) pekan lalu, sebagai bagian dari himbauan global untuk beraksi mengatasi perubahan iklim. Foto: AFP.
"Bukan soal target waktunya pada 2020 yang penting - yang jadi masalah adalah apakah sains (hingga masa itu) dapat mengatasi masalah emisi secara kumulatif," katanya.
"Presiden juga sudah mengumumkan rencananya untuk dapat mencapai 80 persen pengurangan (emisi) menjelang 2050," tambahnya.
"Jelas, bahwa semakin sedikit yang kita lakukan dalam jangka pendek, maka akan semakin banyak yang perlu kita harus perbuat dalam jangka panjang. Namun, jika kita memasang target yang tak mungkin dicapai secara teknis, atau kita tak bisa mencapainya secara politis, maka kita akan berada pada posisi yang sama saja denga sekarang, saat di mana dunia memandang kepada kita dan kita berada di luar kelompok," jelas Pershing pula.
"Kami (AS) ingin berada di dalam kelompok, ingin menjadi pragmatis. Kami ingin berpatokan pada kemampuan sains. Dan (memang) ada satu celah jendela kecil di sana. Kami berharap menemukannya," tukasnya.
BONN - Amerika Serikat (AS) harus menyeimbangkan antara (kemampuan) sains, dengan apa yang secara politis dan teknologi dapat dicapai, dalam isu
BERITA TERKAIT
- Siapa Pemegang Kendali Vatikan Sepeninggal Paus dan Bagaimana Memilih Penggantinya?
- Sede Vacante, Masa ‘Kursi Kosong’ setelah Paus Vatikan Wafat
- Setahun Sebelum Meninggal, Paus Fransiskus Sederhanakan Liturgi Pemakaman Kepausan
- Kabar Duka, Paus Fransiskus Meninggal Dunia
- Rayakan Paskah, Presiden Kolombia Bicara soal Penderitaan Yesus & Rakyat Palestina
- Presiden Iran Masoud Pezeshkian Sebut Israel Pelaku Utama Terorisme Global