AS Akhiri Shutdown, Pasar Keuangan bergairah
jpnn.com - JAKARTA - Kesepakatan Kongres AS untuk membuka kembali layanan pemerintahan dari shutdown, membawa angin segar bagi pasar keuangan tanah air. Bank Indonesia (BI) menilai berita positif dari AS tersebut akan menenangkan pasar untuk sementara waktu. Serta melemparkan sinyal positif bagi perekonomian Indonesia dalam jangka panjang.
"Namun kita tetap harus berhati-hati, karena ke depan risiko ketidakpastian masih tinggi. Karena solusi yang ada (AS untuk membuka shutdown) sifatnya jangka pendek," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Difi A. Johansyah kepada Jawa Pos, Kamis (17/10).
Sebagaimana diketahui, kemelut ekonomi AS akhirnya mendapat spasi untuk bernafas sejenak. Rapat sengit selama 11 jam, menghasilkan kesepakatan antara Kongres dan Pemerintah untuk menghentikan shutdown. Presiden AS Barack Obama pun langsung meneken anggaran pemerintah, melalui senat dan DPR AS.
Setelah 16 hari shutdown, pemerintahan AS kini mulai membuka layanan pemerintahannya pada Kamis (17/10). Dengan pengakhiran sementara shutdown tersebut, maka kongres juga mengizinkan pemerintah AS untuk menaikkan ambang batas utang AS atau debt ceiling yang kini USD 16,7 triliun.
BI pun masih optimistis kebijakan moneter yang diambil pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) 8 Oktober 2013, masih mampu menahan perkembangan global saat ini. "Masih (mampu) karena hasilnya pasar valas kita mulai stabil untuk sementara ini. Dan capital inflow masuk ke surat berharga Negara," jelas Difi.
Analis Rupiah Bank Saudara Rully Nova mengatakan, kesepakatan ekonomi AS ini cukup berpengaruh terhadap rupiah. "Karena pelaku pasar tidak melihat fundamental, hanya sentimen baik dari internal maupun eksternal. Dan sentimen eksternal dari AS itu yang tidak bisa dikendalikan. Karena itu masih belum ada kepastian terhadap volatilitas rupiah," jelasnya kepada Jawa Pos.
Rupiah sendiri saat ini masih terjaga pada level stabilnya di bawah Rp 11.500 per dollar AS. Merujuk kurs tengah BI, nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan kemarin melemah ke posisi Rp 11.351 per dollar AS, dari perdagangan sebelumnya di posisi Rp 11.316 per dollar AS. Sementara berdasarkan pasar spot valas Bloomberg, kurs rupiah menguat 0,36 persen, di level Rp 11.125 per dollar AS, dari penutupan perdagangan hari sebelumnya di posisi Rp 11.195 per dollar AS.
Sebagian bursa saham merespon positif disepakatinya kenaikan plafon anggaran utang Amerika Serikat (AS) sebesar USD 16,7 triliun. Meski begitu tidak bisa dijadikan sebagai alasan euphoria berlebih karena perhatian terbesar semestinya berapa lama kesepakatan anggaran itu bertahan dan apakah shutdown akan benar-benar diakhiri.
Pasca-munculnya kabar kesepakatan kenaikan plafon utang di AS, Wall Street langsung berakhir di zona hijau. Pada penutupan perdagangan kemarin Dow Jones naik 205,8 poin (1,4 persen) ke level 15.374 dan S&P500 naik 23,5 poin (1,4 persen) ke level 1.722.
JAKARTA - Kesepakatan Kongres AS untuk membuka kembali layanan pemerintahan dari shutdown, membawa angin segar bagi pasar keuangan tanah air. Bank
- Begini Cara Bea Cukai Dorong UMKM Agar Berorientasi Ekspor
- Bank Mandiri Bersama 3 BUMN Salurkan Bantuan bagi Putra Putri TNI & Polri
- Ini Tujuan Bea Cukai Berpartisipasi dalam Program Pemberdayaan UMKM di Indonesia
- Grup RS Siloam Punya Dewan Komisaris dan Direksi Baru
- Mantap! Epson Borong Penghargaan di Ajang Good Design Awards 2024
- Menjelang Munas DEKOPIN, Siapa yang Layak Memimpin?