AS Bebaskan Tiga Tahanan Guantanamo
jpnn.com - NEWYORK--Amerika Serikat membebaskan tiga orang tahanan dari etnis Uighur dari penjara Teluk Guantanamo untuk selanjutnya diserahkan kepada Slowakia.
Tahanan tersebut merupakan muslim dari China, termasuk di antara 22 etnis Uighur yang ditangkap di Afghanistan dan ditahan di sana sebagai tertuduh teroris. Seorang hakim Amerika memerintahkan ke-22 orang itu dibebaskan pada 2008, tetapi para pejabat Amerika mengalami kesulitan untuk mendapatkan negara baru yang mau menampung mereka semua.
Menurut usatoday, Kamis (31/12), pihak berwenang mengatakan orang-orang Uighur itu kemungkinan akan menghadapi hukuman penjara dan penyiksaan kalau dikirim pulang ke negara kelahiran mereka, China.
Para pejabat Amerika mengucapkan terima kasih kepada Slowakia atas kesediaan menerima ketiga pria tersebut. Mereka mengatakan permukiman baru adalah langkah penting menuju sasaran Presiden Barack Obama untuk menutup penjara Guantanamo.
Para tahanan Uighur lainnya telah bermukim di negara-negara lain, termasuk Bermuda, El Salvador dan Swiss.
Slovakia sebelumnya juga menerima tiga tahanan Guantanamo, dari Mesir, Tunisia dan Azerbaijan pada 2009.
Sebelumnya, militer Amerika telah memulangkan dua orang tahanan dari Teluk Guantanamo ke negara kelahiran mereka Sudan. Pembebasan Noor Uthman Muhammed dan Ibrahim Idris menjadikan sisa penghuni penjara di pangkalan Amerika di Kuba itu menjadi 158 orang.(esy/jpnn)
NEWYORK--Amerika Serikat membebaskan tiga orang tahanan dari etnis Uighur dari penjara Teluk Guantanamo untuk selanjutnya diserahkan kepada Slowakia.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan