Matinya Demokrasi di Kamboja
AS Beri Label Diktator, Tiongkok Malah Jadi Donor

Amerika Serikat (AS) bahkan langsung menjatuhkan sanksi dengan menghentikan bantuan untuk penyelenggaraan Pemilu 2018. Pemilu itu sudah pasti dimenangkan oleh Hun Sen karena tidak ada lawan lainnya.
Bantuan Negeri Paman Sam untuk pemilihan kepala daerah tahun ini dan pemilu nasional tahun depan tersebut mencapai Rp 24,3 miliar. AS masih berencana menjatuhkan sanksi-sanksi lainnya.
Sementara itu, Uni Eropa (UE) tengah mempertimbangkan menghentikan kebijakan bebas pajak untuk produk-produk Kamboja yang diekspor ke negara-negara Eropa.
’’AS tengah meninjau kembali hubungannya dengan Kamboja pasca pembubaran CNRP,’’ kata William Heidt, duta besar AS untuk Kamboja, saat diwawancarai oleh Voice of America kemarin.
Alasan untuk meninjau ulang hubungan dan kebijakan dengan Kamboja tidak hanya disebabkan CNRP. Menurut Heidt, selama 2 tahun ini, pemerintah Kamboja telah mengirimkan sinyal yang jelas bahwa mereka tidak ingin menjalin hubungan baik dengan AS.
Misalnya saja, dengan menangguhkan latihan militer bersama dan membatalkan program Seabees Navy yang dijalin sejak lama. (Reuters/The Phnom Penh Post/sha/c20/any)
Dijauhi negara-negara barat karena kebijakan anti-demokrasi PM Hun Sen, Kamboja mencari perlindungan di balik tirai bambu komunis Tiongkok
Redaktur & Reporter : Adil
- Balik Kucing
- Tarif Tarifan
- Rambah Pasar Amerika Serikat, OKX Luncurkan Bursa Kripto Terpusat & Dompet Crypto Web3
- Gakoptindo Yakin Kebijakan Tarif Trump tak Memengaruhi Harga Kedelai dari AS
- 33 Tahun Ada, Tupperware Resmi Hengkang dari Aktivitas Bisnis Indonesia
- Perang Dagang China-AS, Prabowo Bimbang Keduanya Teman Baik