AS dan Jepang Unjuk Kekuatan
Latihan Perang, Kerahkan 44 Ribu Personel
Sabtu, 04 Desember 2010 – 14:22 WIB
SEOUL - Sesuai rencana, militer Amerika Serikat (AS) dan Jepang menggelar latihan perang gabungan kemarin (3/12). Melibatkan ribuan personel, ratusan pesawat terbang dan 60 kapal perang, simulasi yang dijadwalkan berlangsung sepekan itu merupakan yang terbesar. Pejabat Korea Selatan (Korsel) didapuk sebagai pengawas. Melalui latihan perang gabungan di Laut Jepang itu, Tokyo hendak menunjukkan kepada dunia kesolidan hubungannya dengan Washington dan Seoul. Khususnya, pasca tembakan artileri Korut ke Pulau Yeonpyeong yang menewaskan empat warga Korsel pada 23 November lalu. Kapal induk UUS George Washington (CVN-73) yang bertenaga nuklir, kembali terlibat dalam latihan perang gabungan kali ini.
Latihan perang gabungan bertajuk Keen Sword itu merupakan puncak peringatan ke-50 hubungan diplomatik AS dan Jepang. Tapi, pelaksanaannya yang hanya selang beberapa hari dari latihan perang gabungan AS dan Korea Selatan (Korsel) di Laut Kuning, sempat menuai protes. Apalagi, kali ini, AS dan Jepang sengaja mengundang pejabat militer Korsel sebagai pemantau.
Baca Juga:
Dibandingkan simulasi AS dan Korsel yang baru berakhir Rabu lalu (1/12), skala latihan perang gabungan AS dan Jepang lebih besar. Militer AS dan Jepang akan memamerkan kekuatan militer mereka di kawasan Asia Pasifik tersebut sampai 10 Desember mendatang. "Jumlah personel militer dua negara yang terlibat dalam latihan ini mencapai 44.000 orang," terang Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Jepang.
Baca Juga:
SEOUL - Sesuai rencana, militer Amerika Serikat (AS) dan Jepang menggelar latihan perang gabungan kemarin (3/12). Melibatkan ribuan personel, ratusan
BERITA TERKAIT
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan