AS Geram Pada Militer Myanmar, Larang Penjualan Senjata

AS Geram Pada Militer Myanmar, Larang Penjualan Senjata
Anak-anak pengungsi Rohingya saat berada di lokasi pengungsian Lapang, Acut Utara, Selasa (2/6). Foto: Idris/Rakyat Aceh/JPNN.com Ilustrasi : Idris/Rakyat Aceh

jpnn.com, RAKHINE - Jumlah warga Rohingya yang kehilangan nyawa saat melarikan diri dari Negara Bagian Rakhine, Myanmar, ke Bangladesh terus bertambah.

Kamis malam (28/9) perahu yang ditumpangi puluhan warga Rohingya terbalik di Teluk Benggala.

Berdasar data dari International Organization for Migration (IOM), 23 orang dipastikan tewas, 40 orang hilang, dan hanya 17 orang yang berhasil selamat.

"Istri saya, dua anak saya, dan cucu saya termasuk korban tewas," ujar Abdul Kalam saat mengubur jenazah keluarganya kemarin (29/9).

Sepekan lalu sekelompok penduduk Buddha yang bersenjata mengambil ternak dan makanan mereka.

Penduduk desa juga dipanggil ke kantor militer. Pihak militer mengintimidasi mereka dengan menyatakan bahwa tak ada orang Rohingya di Myanmar.

Mereka akhirnya lari lewat jalur laut. Mereka naik kapal di Sungai Naf yang memisahkan Myanmar dengan Bangladesh.

Kapal memutar ke Teluk Benggala untuk menuju kamp pengungsian di Cox's Bazar, Bangladesh.

Militer Myanmar masih terus menekan etnis Rohingya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News