AS, Jepang dan Korsel Rapatkan Barisan untuk Hadapi Korut

Menlu Jepang tersebut juga menegaskan kembali komitmen untuk mendukung pelucutan senjata nuklir Korut secara penuh, seperti yang diamanatkan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Pertemuan antara menteri pertahanan dan menteri luar negeri kedua negara itu berlangsung setelah Tokyo mengungkapkan rencana untuk menggandakan pembelanjaan pertahanan selama lima tahun mendatang.
Rencana itu merupakan strategi terbaru Jepang untuk keamanan dan pertahanan nasionalnya yang disampaikan pada akhir tahun lalu.
Menlu Blinken mengatakan strategi baru keamanan dan pertahanan Jepang tersebut memperlihatkan komitmen Tokyo untuk meningkatkan kapabilitas, mengambil peranan baru, dan bahkan mendorong kerja sama dengan AS serta mitra-mitra bersama.
"Kami juga membahas langkah memperbarui peranan dan misi persekutuan kami agar Jepang bisa secara aktif berkontribusi pada keamanan kawasan bersama Amerika Serikat dan mitra-mitra yang sepaham," ujarnya.
Komitmen juga ditegaskan Menhan Austin untuk terus memberikan perlindungan bagi Jepang.
"Saya ingin menegaskan komitmen kuat Amerika Serikat untuk melindungi Jepang dengan kapasitas penuh, termasuk kemampuan nuklir," ujarnya.
Pertemuan keempat menteri itu mengawali pertemuan tingkat tinggi yang akan berlangsung pada Jumat (13/1) di Washington antara Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida. (ant/dil/jpnn)
Amerika Serikat sedang berusaha memperkuat kerja sama tiga pihak dengan Korea Selatan dan Jepang untuk menghadapi provokasi Korea Utara,
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Keren! Plywood dan Blockboard Asal Temanggung Rambah Pasar Jepang dan Korea Selatan
- Rambah Pasar Amerika Serikat, OKX Luncurkan Bursa Kripto Terpusat & Dompet Crypto Web3
- Gakoptindo Yakin Kebijakan Tarif Trump tak Memengaruhi Harga Kedelai dari AS
- 33 Tahun Ada, Tupperware Resmi Hengkang dari Aktivitas Bisnis Indonesia
- Perang Dagang China-AS, Prabowo Bimbang Keduanya Teman Baik
- Uni Eropa Siap Main Kasar Jika Negosiasi Tarif dengan Trump Kandas