AS Konfirmasi Australia Dibebaskan Dari Tarif Impor Baja

Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull telah mengkonfirmasi bahwa Australia akan dibebaskan dari kebijakan kenaikan tarif impor baja dan aluminium baru Amerika Serikat oleh Presiden AS Donald Trump. Namun menolak dugaan kedua pemimpin tersebut sedang berupaya menuju sebuah "kesepakatan keamanan" baru.
Presiden AS Donald Trump hampir memberikan kepastian mengenai pembebasan dari kenaikan tarif impor baja dan alumium untuk Australia ini sejak Sabtu pagi (`10/3/2018) ketika sebelumnya dia telah berbicara kepada PM Australia Malcolm Turnbull, dimana dia mengatakan tetap berkomitmen untuk memiliki hubungan militer dan perdagangan yang adil dan saling berbalas.
"Kami berhasil mengupayakan dengan cepat dalam sebuah kesepakatan keamanan sehingga kami tidak perlu mengenakan tarif impor baja atau aluminium untuk sekutu kami, negara besar Australia!" demikian bunyi cuitan Donald Trump di akun twitternya.
PM Malcolm Turnbull memuji, memiliki "diskusi hebat mengenai keamanan dan perdagangan" dan berterima kasih kepada Presiden Donald Trump karena telah memastikan kebijakan tarif impor baru "tidak harus diberlakukan" pada Australia.
"Saya sangat senang Presiden AS Donald Trump dapat memastikan bahwa dia tidak perlu mengenakan tarif impor baja dan aluminium pada Australia," katanya kemudian kepada wartawan Sabtu (10/3/2018).
"Anda harus berusaha tanpa lelah dalam memperjuangkan warga Australia tetap memiliki pekerjaan dan ekport Australia dan itulah yang telah saya lakukan."

Bantah dugaan 'Perjanjian keamanan' baru
Namun PM Malcolm Turnbull membantah kedua negara tersebut sedang mengerjakan sebuah kesepakatan "keamanan" baru, dengan mengatakan bahwa Presiden Donald Trump mengacu pada dokumen hukum dan pernyataan resmi yang sekarang akan menyusul dibuat untuk memberikan dasar hukum bagi berlakunya pembebasan tarif impor bagi Australia.
"Kami memiliki sekutu militer dan keamanan terdekat dengan Amerika Serikat dan semakin dekat setiap saat," katanya.
Australia membeli sekitar 60 persen dari "aset tempur perangnya" dari AS, berbagi informasi intelijen sebagai bagian dari aliansi Five Eyes, dan memungkinkan ribuan marinir AS untuk berotasi melalui Darwin setiap tahunnya.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya