AS Pelajari Nuklir Korea Utara
Selasa, 02 April 2013 – 06:46 WIB
Prospek uji coba nuklir ketiga Februari lalu mendorong kecurigaan berlebihan di Semenanjung Korea oleh badan-badan intelijen AS dan negara-negara lainnya. Meskipun fokus yang intens, analis AS mengakui bahwa mereka tidak mengambil cukup bukti fisik untuk menarik kesimpulan pasti tentang bahan fisil yang digunakan dalam perangkat bom.
Dilaporkan beberapa hari setelah ledakan, sensor AS dan Korea Selatan (Korsel) gagal mendeteksi jejak gas radioaktif dari 120 stasiun pemantauan di sepanjang perbatasan. Dan menurut para pejabat AS, stasiun pemantauan melawan arah angin dari lokasi uji.
Sedangkan sebuah pesawat Jepang mencatat lonjakan singkat satu isotop radioaktif, xenon-133, tetapi menurut analis, hal itu belum meyakinkan. Dikarenakan selain dilepaskan saat tes senjata nuklir, xenon-133 juga dilepaskan oleh pembangkit listrik tenaga nuklir.
Tidak adanya data fisik bisa menyarankan upaya yang disengaja oleh Korut untuk mencegah pelepasan gas. Menurut dua hasil analisis AS tentang penilaian tes, hal ini dimungkinkan dengan cara mengubur ruang pengujian jauh di bawah tanah dan mengambil langkah-langkah tambahan untuk mencegah kebocoran radioaktif.
WASHINGTON-- Para pejabat Amerika Serikat (AS) dan para pakar independen mengungkapkan Korea Utara (Korut) telah mengambil langkah-langkah yang tidak
BERITA TERKAIT
- Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta Ikut Nobar Laga Indonesia vs Jepang
- KBRI Dili Gelar Nobar Laga Timnas Indonesia vs Jepang
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- Kang TB Sodorkan 4 Catatan Kritis soal Joint Statement Maritime RI-Tiongkok
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Ditunjuk Jadi Wakil Ketua Delegasi, Raja Juli Mendampingi Hashim ke Forum COP29