AS Pernah Kehilangan Kode Perang Nuklir
Sabtu, 23 Oktober 2010 – 17:53 WIB
WASHINGTON - Hugh Shelton, mantan Kepala Staf Gabungan militer Amerika Serikat (AS), mengungkap fakta menarik. Dalam memoar bertajuk Without Hesitation: The Odyssey of an American Warrior yang dirilis kemarin (22/10), dia mengungkap bahwa kartu sakti berisi kode rahasia serangan nuklir hilang di masa pemerintahan mantan Presiden Bill Clinton. Kecerobohan fatal yang oleh Shelton disebut comedy of error itu, konon, sengaja disembunyikan dari Clinton. Juga, dari Pentagon yang tiap bulan mengirim utusan untuk mengecek keberadaan kartu sakti tersebut.
Menurut Shelton, hilangnya kartu sakti yang disebut "biscuit" itu tidak pernah diungkap ke publik sebelumnya. Bahkan, dia yakin, Clinton tidak pernah menyadari bahwa kartu penting yang bisa digunakan untuk melancarkan serangan nuklir itu hilang. "Kartu itu hilang selama beberapa bulan, saat Clinton masih menjadi orang nomor satu Gedung Putih. Benar-benar masalah besar," katanya kepada Agence France-Presse.
Baca Juga:
Sebagai kepala negara yang berwenang menginstruksikan perang nuklir, Clinton dan seluruh presiden AS lainnya memang tidak membawa sendiri kartu sakti tersebut. Pensiunan jenderal itu mengatakan bahwa kartu tersebut dipercayakan kepada seorang ajudan presiden. Ajudan yang tidak pernah berpisah dari sang presiden itulah yang bertugas menyimpan dan membawa kartu sakti tersebut. "Pada sekitar 2000an, ajudan yang bertanggung-jawab atas kartu itu kehilangan barang berharga tersebut. Entah apa yang terjadi," lanjut pria 68 tahun tersebut.
Baca Juga:
WASHINGTON - Hugh Shelton, mantan Kepala Staf Gabungan militer Amerika Serikat (AS), mengungkap fakta menarik. Dalam memoar bertajuk Without Hesitation:
BERITA TERKAIT
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Bertemu Paus Fransiskus, Arsjad Rasjid Bawa Misi Kemanusiaan
- Beginilah Cara Iran Merekrut Warga Israel Jadi Mata-Matanya
- Hmmm... Puluhan Warga Yahudi Israel Mau Jadi Mata-Mata Iran
- Erdogan Jorjoran Menyokong Musuh Assad, Apa Kepentingan Turki di Suriah?
- Geledah Kantor Presiden, Polisi Korsel Cari Bukti Pengkhianatan