AS Resmikan Kedubes di Yerusalem, Gaza Banjir Darah
jpnn.com, GAZA - Darah warga Palestina kembali tumpah di Gaza. Sedikitnya 28 tewas dibunuh tentara Israel dalam aksi protes Great March of Return kemarin, Senin (15/5).
Aksi ini bertepatan dengan peresmian kantor Kedutaan Besar Amerka Serikat di Yerusalem, sebuah langkah kontroversial dari Presiden Donald Trump yang telah memicu kemarahan jutaan Muslim dunia.
Ribuan penduduk Palestina ikut dalam aksi protes di Gaza kemarin. Mereka berusaha menerobos barikade keamanan Israel dengan membakar ban bekas dan aksi pelemparan batu.
Namun, militer Israel (Israel Defense Forces alias IDF) tidak mudah dikalahkan. Selain jumlah personalnya menjadi berlipat ganda, IDF menurunkan lebih banyak penembak jitu di perbatasan.
Reuters melaporkan bahwa bentrok di Jalur Gaza mengakibatkan sedikitnya 28 orang tewas. Termasuk seorang bocah 14 tahun, seorang paramedis, dan seorang pria di kursi roda yang fotonya menghiasi media sosial karena berpose dengan ketapelnya.
Unjuk rasa Great March of Return sejak 30 Maret itu mengakibatkan sedikitnya 900 warga Palestina terluka. Sebanyak 450 orang di antaranya terluka akibat peluru tajam.
Kemarin Trump tidak hadir secara fisik. Associated Press melaporkan bahwa tokoh 71 tahun itu hanya akan muncul lewat video link. Selain Ivanka dan Kushner, dua pejabat pemerintahan lain yang hadir dalam seremonial tersebut adalah Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan Wakil Menteri Luar Negeri John Sullivan. (hep/c6/dos)
Darah warga Palestina kembali tumpah di Gaza. Sedikitnya 28 tewas dibunuh tentara Israel dalam aksi protes Great March of Return kemarin, Senin (15/5).
Redaktur & Reporter : Adil
- Trump Berambisi Rampas Terusan Panama, Begini Reaksi China
- Donald Trump Berkuasa Lagi, Jenis Kelamin Bakal Jadi Urusan Negara
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time
- Kloning Javier
- Prabowo Pamer Kinerja Kabinetnya di Hadapan Pengusaha US-ASEAN, Begini Katanya
- Belum Resmi Jadi Presiden, Donald Trump Sudah Cari Gara-Gara dengan Negara BRICS