AS Siapkan Syria Masa Depan Pasca-Assad
Rabu, 21 September 2011 – 07:07 WIB
Assad telah mengerahkan banyak tank dan tentara untuk menumpas aksi unjuk rasa anti-pemerintah di Syria yang terinspirasi revolusi di dunia Arab. PBB menyatakan, tak kurang dari 2.600 orang (sebagian besar warga sipil) telah tewas terbunuh di Syria sejak 15 Maret lalu.
Meski sudah siap menyambut pergantian rezim di Syria, AS tetap akan mempertahankan Duta Besar Robert S. Ford untuk pos di Damaskus. Padahal, negara-negara lain sudah menarik dubes mereka dari ibu kota Syria. "Dubes Robert S. Ford sengaja dipertahankan di Damaskus untuk menjalin komunikasi dengan para pemimpin oposisi serta pimpinan kelompok-kelompok religius dan berbagai sekte di Syria," kata seorang pejabat Gedung Putih.
Menurut pejabat yang tak disebutkan namanya tersebut, Washington juga menggunakan jalur resmi via Departemen Luar Negeri (Deplu) untuk menyatukan para pemimpin oposisi. Sebab, oposisi Syria tak hanya diwakili satu atau dua kelompok. Sejak revolusi sipil mencuat pertengahan Maret lalu, memang banyak bermunculan kelompok yang menyebut dirinya sebagai oposisi atau anti-rezim Assad.
Kemarin, di sela Sidang Umum PBB di Kota New York, Obama bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Turki Recep Tayyip Erdogan. Keduanya membahas krisis politik yang tidak kunjung usai di Syria. Termasuk, membahas keputusan Turki yang mencekal Assad dan para ajudannya serta menghentikan beberapa bentuk kerja sama di antara dua negara. Kebijakan Turki itu juga diterapkan Arab Saudi dan beberapa negara lain di Eropa.
WASHINGTON - Perjuangan oposisi Syria untuk mengakhiri rezim Presiden Bashar al-Assad belum juga membuahkan hasil. Meski begitu, Amerika Serikat
BERITA TERKAIT
- 9 Negara Bersatu Demi Mendukung Hak Palestina, Indonesia?
- Trump Tidak Bercanda soal Greenland, Simak Penegasan dari Menlu AS Ini
- Pesawat PSA Airlines dan Heli Militer Tabrakan di Udara, Donald Trump Murka
- Pengungsi Bikin Repot, Mesir Tolak Wacana Relokasi Warga Gaza
- Gerak Cepat, Malaysia & Jepang Berkolaborasi untuk Membangun Kembali Gaza
- Waka MPR Sebut Usulan Trump soal Relokasi Warga Gaza sebagai Upaya Pembersihan Etnis