AS Tak Percaya Militer Myanmar Bersih dari Darah Rohingya
jpnn.com, MYANMAR - Hasil penyelidikan yang dipublikasikan militer Myanmar tentang kekerasan terhadap Rohingya tidak dipercayai Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson.
Dalam konferensi pers kemarin, Rabu (15/11), dia tetap meminta ada penyelidikan independen agar dalang di balik kekejian di Rakhine bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dengan demikian, pelaku bisa dihukum per individu, bukan institusi.
Pernyataan itu dibuat setelah Tillerson bertemu dengan Kepala Militer Myanmar Jendral Senior Min Aung Hlaing dan Penasihat Negara Aung San Suu Kyi secara terpisah.
’’Kami sangat khawatir dengan laporan tentang meluasnya kekejian yang dilakukan oleh pasukan keamanan Myanmar,’’ ujar Tillerson saat konferensi pers bersama Suu Kyi.
Dia juga memaparkan adanya kelompok massa yang ikut melakukan tindakan brutal di Rakhine, tetapi tidak ditindak oleh pasukan keamanan.
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Tillerson tidak percaya dengan hasil investigasi junta militer yang dirilis pada Senin (13/11). Dalam investigasi itu, militer mengaku tidak terlibat dalam tragedi Rohingya di Rakhine.
Menlu ke-69 AS tersebut juga mengecam serangan militan Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) yang memicu konflik. Meski begitu, respons dari pasukan militer seharusnya ditujukan untuk menghindari korban yang lebih masif dari pihak sipil. Yang terjadi di Rakhne sebaliknya.
Para senator di AS menginginkan adanya sanksi ekonomi dan pembatasan perjalanan bagi anggota militer Myanmar. Namun, Tillerson tidak menginginkan hukuman masal yang akan berimbas pada pemerintah Myanmar secara keseluruhan.
Hasil penyelidikan yang dipublikasikan militer Myanmar tentang kekerasan terhadap Rohingya tidak dipercayai Menlu AS Rex Tillerson
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time
- Kloning Javier
- Prabowo Pamer Kinerja Kabinetnya di Hadapan Pengusaha US-ASEAN, Begini Katanya
- Belum Resmi Jadi Presiden, Donald Trump Sudah Cari Gara-Gara dengan Negara BRICS
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer