Asal Usul Perhiasan Istri Polisi Harus Dibeber
Ia mengatakan dengan adanya penjelasan ini, publik tidak akan curiga lagi bahwa istri seorang perwira menengah kepolisian memiliki perhiasan yang awalnya disebut-sebut miliaran rupiah.
Sebab, kata dia, sebelumnya dilaporkan harga pehiasan yang hilang itu mencapai miliaran rupiah, kemudian dijelaskan lagi bahwa nilainya hanya Rp 500 juta.
"Angka yang berubah-ubah ini tentu menimbulkan kecurigaan publik," ungkap Neta.
Ia pun menilai yang menarik dari kasus ini adalah selain nilainya yang berubah-berubah, cara kerja polisi yang dengan cepat memproses dan menciduk tersangkanya juga membuat publik bertanya-tanya.
"Kenapa giliran polisi yang jadi korban, polisi bisa begitu cepat bertindak? Sebaliknya, begitu banyak masyarakat yang kehilangan di bandara, hingga kini tidak jelas prosesnya," kata Neta.
Terlepas dari hal itu, lanjut Neta, sindikat atau mafia pengutil di bandara harus diungkap polisi. "Apakah melibatkan orang dalam (pihak penerbangan) atau hanya ulah pihak-pihak yang bekerja di bandara," ujarnya.
Logikanya, Neta melanjutkan, yang mengetahui adanya barang berharga di tas bagasi penumpang adalah petugas kontrol di x-ray.
Karenanya, kata Neta, polisi harus menelusuri apakah ada kerjasama antara petugas pengontrol dengan petugas bagasi di bandara.
JAKARTA -- Kepolisian diminta transparan mengusut kasus pencurian perhiasan yang dibawa Titi Yusnawati, istri Kepala Sub Direktorat III Dit Narkoba
- Pasutri yang Telantarkan Bayi di Rumah Sakit Ditangkap Polisi
- 2 WN Rusia Bisnis Prostitusi di Bali, Jaringannya di 129 Negara
- Darso Meninggal Dunia Seusai Dijemput Polisi Jogja, Polda Jateng Periksa 13 Orang
- Polda Bali Bongkar Sindikat Prostitusi Internasional, Tangkap 2 WN Rusia
- Remaja Sepasang Kekasih di Madiun Ini Benar-Benar Keji
- Sepasang Kekasih jadi Tersangka Kasus Pembuangan Bayi di Madiun, Terancam Hukuman Berat