Asap Aman di Ruang Ber-AC dan bagi Perokok Pasif

Asap Aman di Ruang Ber-AC dan bagi Perokok Pasif
Asap Aman di Ruang Ber-AC dan bagi Perokok Pasif
Begitulah gambaran penemuan Sutiman tentang filter rokok sehat yang mengangkat tema "Inovasi Mereduksi Dampak Negatif Merokok dan Memperkuat Dampak Positif Merokok dalam Memperbaiki Kualitas Hidup."

Berdasar penelitian guru besar biologi sel dan molekuler UB itu, filter rokok ini disebut divine cigarette. Diamati sepintas, bentuknya mirip filter pada rokok. Warnanya juga sama, yakni putih. "Saya kadang memopulerkan penelitian saya dengan sebutan Nano Biologi Jawaban Kretek Sehat," ungkap Sutiman pada JPNN, Selasa (28/6).

Sebelum mengupas panjang lebar hasil penemuannya, pria kelahiran Jogjakarta, 11 Maret 1954, itu minta waktu untuk menyampaikan secara singkat asal-muasal ketertarikannya meneliti rokok. "Saya memang bukan perokok. Seorang peneliti justru harus mengabaikan unsur subjektivitas dan mengedepankan objektivitas," ungkap alumnus S-1 Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.

Dasar penelitian Sutiman terkait permasalahan bangsa yang dirasa menuntut penyelesaian dengan kearifan lokal. Salah satu yang disorot adalah masalah rokok. Banyak peneliti yang menyebut bahaya merokok. Di sisi lain, rokok sudah jadi sebuah industri besar. Di dalamnya melibatkan banyak unsur, yakni ekonomi, ribuan tenaga kerja, serta dampak lain yang perlu pemikiran bersama ketika industri ini berhenti.

Di tengah maraknya perdebatan soal bahaya merokok, kini muncul penemuan menarik tentang rokok sehat. Yakni karya Prof Sutiman Bambang Sumitro MS

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News