Asap Kebakaran Hutan Bromo Berisiko Picu Gangguan Pernapasan

jpnn.com - Kebakaran yang terjadi di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) atau biasa disebut Gunung Bromo menimbulkan kepulan asap yang begitu besar. Wajar asapnya sangat besar karena 70 hektar kawasan hutan Gunung Bromo terbakar. Asap dari kebakaran hutan Bromo tersebut ternyata rentan memicu gangguan pernapasan.
Warga yang tinggal di sekitar lokasi kejadian diimbau untuk terus waspada dan berhati-hati. Ini karena kabut asap tebal akibat kebakaran bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan pernapasan.
Gangguan pernapasan karena kabut asap
Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) lazim terjadi di Indonesia. Selain karena Indonesia beriklim tropis, kesadaran masayarakat akan pentingnya menjaga hutan juga masih rendah. Hal ini membuat warga masyarakat yang tinggal di sekitar hutan harus waspada dengan ancaman asap yang menyebabkan gangguan pernapasan.
Menurut dr. Fiona Amelia, MPH., dari KlikDokter, Asap akibat kebakaran biasanya mengandung ozon, oksida nitrogen, sulfur oksida, karbon monoksida, dan logam berat. Kandungan-kandungan ini semua, terutama ozon, dapat memicu gangguan kesehatan dalam jangka pendek dan biasanya menyerang saluran pernapasan.
Berikut ini beberapa jenis gangguan pernapasan yang bisa terjadi akibat asap kebakaran:
1. Infeksi saluran napas atas
Kadar ozon yang tinggi sangat berbahaya karena bisa mengiritasi saluran napas. Kondisi itu biasanya berlangsung selama beberapa jam setelah terpapar kabut asap.
Warga yang tinggal di sekitar lokasi kejadian diimbau untuk terus waspada dan berhati-hati.
- Gunung Semeru Erupsi 3 Kali, Masyarakat Perlu Waspada
- Damkar DKI Tangani 6.800 Kasus Lainnya di 2024, 4 Kali Lipat Melebihi Kebakaran
- Gedung Bank di Bandung Terbakar saat Terjadi Kericuhan Demo Tolak RUU TNI
- Dunia Hari Ini: Kebakaran di Klub Malam Makedonia Utara, 59 Orang Tewas
- Warga Diminta Waspadai Longsor di Kawasan Menuju Wisata Gunung Bromo
- Kamar 503 Hotel Grand Hap Solo Kebakaran, Ini Info Polisi