Asdamindo Sesalkan Motif Persaingan Bisnis yang Mengangkat Isu BPA pada Kemasan Galon
Belakangan banyak pemberitaan di media yang menjelaskan untuk mengurangi resiko terpapar BPA adalah dengan tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang kemasannya diduga mengandung unsur kimia BPA, termasuk kemasan galon isi ulang.
Banyak pihak yang menuding bahwa galon isi ulang berbahan Polikarbonat mengandung BPA harus dihindari karena dapat membahayakan kesehatan.
Direktur Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi Baru BPOM, Ema Setyawati mengatakan bahwa plastik yang digunakan untuk kemasan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) adalah Polycarbonate (PC), Polyethylene Terephthalate (PET) dan Polypropylene (PP).
Biasanya kemasan galon AMDK menggunakan PC atau PET dimana keduanya sudah mempunyai syarat batas maksimal migrasi misalnya untuk PET, migrasinya acetaldehyde, sedangkan untuk PC, migrasinya BPA.
BACA JUGA: Polisi Meninggal Dunia Saat Menjalankan Tugas, Kapolda Irjen Martuani Beri Penghormatan Terakhir
“Semua jenis migrasi tentu bahaya karena ada batas maksimalnya, untuk itu BPOM melakukan pengawasan post market, salah satunya dengan melakukan sampling dan pengujian kemasan,” tegas Ema.(jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Ketua Asosiasi di Bidang Pengawasan dan Perlindungan terhadap Para Pengusaha Depot Air Minum (Asdamindo), Erik Garnadi, angkat bicara terkait munculnya isu bahaya penggunaan kemasan galon untuk wadah air minum.
Redaktur & Reporter : Budi
- Asdamindo Tegaskan Pemalsuan Air Galon Bemerek Dapat Terkena Sanksi, Hukumannya Berat
- Soal Label BPA, Asosiasi Depot Air Minum Minta Semua Pihak Bersaing Secara Sehat
- Depot Air Minum Terus Tumbuh, Asdamindo Ajak Para Pelaku Usaha Ikuti Regulasi
- Pengusaha Depot Air Minum Keberatan Jika Pemerintah Memberlakukan Pelabelan BPA
- BPOM Diminta Tak Tebang Pilih Soal Regulasi Pelabelan BPA pada Kemasan Galon
- Perdamindo dan Asdamindo Sebut Pelabelan BPA Galon Guna Ulang Berpotensi Mematikan 200.000 UMKM