ASEAN Mulai Susun Rencana Strategi MEA 2026-2030, Begini Usulan Indonesia
“Indonesia berpandangan bahwa semua elemen tersebut perlu direviu secara berkala untuk menjamin bahwa MEA tetap mampu menjawab tantangan ekonomi yang sangat dinamis,” ungkap Asdep Netty.
Mekanisme lainnya yang dilakukan dalam mendukung penyusunan Renstra tersebut yaitu dilakukan studi ASEAN Post-2025 maupun survei kepada seluruh pemangku kepentingan di semua negara anggota ASEAN.
Hasil dari studi maupun survei tersebut akan menjadi referensi penting dalam menjaring masukan dari seluruh pemangku kepentingan di ASEAN.
Selain itu, pertemuan tatap muka (direct interface) dengan melibatkan publik secara luas yang pernah dilakukan sepanjang tahun 2023 akan dilaksanakan kembali dengan melibatkan pemangku kepentingan yang lebih khususnya dari kalangan bisnis, organisasi internasional dan mitra eksternal ASEAN yang direncanakan pada 29-30 April 2024.
Dalam margin pertemuan HLTF-EI ke 45 ini, juga dilaksanakan interface dengan eminent persons yang dibagi dalam dua sesi, yakni sesi pertama dengan tokoh berpengaruh, dan sesi kedua dengan anggota parlemen ASEAN untuk menjaring masukan lebih lanjut untuk penajaman Renstra.
Eminent persons dari Indonesia, yaitu Mari Elka Pangestu dan Imam Pambagyo, ikut memberikan kontribusi pemikiran yang berharga dalam sesi interface tersebut.
Renstra MEA 2026-2030 ditargetkan dapat diselesaikan pada akhir 2024.
Renstra tersebut bersama dengan Visi ASEAN 2045 dan Renstra 3 pilar ASEAN akan disampaikan kepada Kepala Negara untuk pengesahan pada KTT ke-46 ASEAN pada Q4-2025.
Delegasi Indonesia yang dipimpin Netty Muharni dari Kemenko Perekonomian memimpin pertemuan yang membahas penyusunan rencana strategi MEA 2026-2030
- Mendes PDT Yandri Susanto Lihat Potensi Besar Desa Ada di Sini
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru
- Indonesia Siap Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari AS
- 44 Pemimpin Muda Asia Tenggara Berkumpul Dalam AYF 2024
- Tegas, YLKI Tolak Kenaikan PPN 12 Persen
- Transaksi Modal dan Finansial Melonjak, Neraca Pembayaran Indonesia Surplus