Asep Galak saat Ditagih Utang, Ujungnya Pahit

jpnn.com, OGAN ILIR - Septiono alias Asep, 35, berurusan dengan polisi karena menganiaya Basyir, kakek berusia 61 tahun di Ogan Ilir, Sumsel. Persoalan itu dipicu utang piutang.
Warga Desa Belanti, Kecamatan Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir, itu naik pitam gegara tak terima utangnya ditagih korban.
Korban yang merupakan warga LK II, RT 03, Kelurahan Tanjung Raja Timur, Kecamatan Tanjung Raja, ini bersimbah darah karena mengalami luka serius di dagu dan pipinya.
Kapolsek Tanjung Raja AKP Halim Kesumo mengungkapkan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 09.00 WIB, Jumat (8/4) pagi.
Bermula saat korban menemui tersangka yang saat itu sedang berada di depan rumah salah seorang warga Desa Belanti untuk menagih utang sebesar Rp 1 juta.
“Namun, pelaku merasa dia hanya berutang Rp 450 ribu. Lalu terjadilah keributan, sehingga pelaku memukul korban tiga kali di bagian dagu, pipi sebelah kiri bagian bawah mata dan pipi sebelah kiri,” terang Halim.
Beruntung, saat kejadian itu dipisah oleh salah seorang warga dan ibu kandung pelaku. Kemudian korban langsung ke Puskesmas Tanjung Raja untuk berobat dan melapor ke Polsek Tanjung Raja.
“Setelah mendapat laporan dari korban sekitar pukul 13.00 WIB, kemudian anggota kami langsung menuju ke rumah pelaku untuk melakukan penangkapan. Kemudian, saat diinterogasi pelaku mengakui telah melakukan penganiayaan tersebut,” paparnya.
Septiono alias Asep, 35, berurusan dengan polisi karena menganiaya Basyir, kakek berusia 61 tahun di Ogan Ilir, Sumsel. Persoalan itu dipicu utang piutang.
- Aset BUMN Tak Cukup Tutupi Utang, Pengamat: Ini Tanda Bahaya Serius
- Cinta Ditolak, Pria di Pekanbaru Menganiaya Wanita dengan Gunting Rumput
- Jimmy Masrin Siap Terbuka & Kooperatif, Kuasa Hukum: Ini Masalah Utang yang Berstatus Lancar
- Gubernur Herman Deru Minta Pembangunan Infrastruktur Jadi Prioritas
- Bocah SD yang Tenggelam di Sungai Saka Selabung Akhirnya Ditemukan
- Barantin Gelar Operasi Patuh Karantina untuk Kelancaran Arus Mudik dan IdulFitri 2025