Asia Tenggara Mencintai Obama

Fakta bahwa para pemimpin dari dua negara yang paling kuat di dunia ingin menghadiri acara tersebut, berarti bahwa keduanya menilai kita sangatlah penting. Ketika Amerika memilih untuk “melewatinya”, kita dibuat kecewa.
Harus dikatakan bahwa Asia Tenggara membutuhkan dorongan terutama sejak frase “Asean unity” menjadi lebih dari lelucon.
Sebagai kelompok persatuan negara-negara, sebenarnya kita dalam posisi bahaya karena menyia-nyiakan potensi kesatuan kita. The Asean Economic Community diperkirakan akan menemui tahun 2015 dengan populasi lebih dari 600 juta jiwa dan GDP USD 2 triliun. Sayangnya, kenyataan yang ada tidak menggembirakan.
Mengapa?
Sebagai permulaan, kita sebetulnya sedang dicerai-beraikan oleh si empu Great Power yang sedang bersaing di sekitar wilayah kita. Alih-alih melihat China dan Amerika saling menyerang, justru kita yang sedang menjadi pion-pion mereka.
Sementara pesona China dengan kecakapan ekonominya membuat kita terpukau, mereka juga sudah menyajikan serangkaian tantangan tingkat tinggi kepada kedaulatan kita, khususnya Laut China Selatan.
Memang, meskipun Asean dan China telah mencapai kesepakatan “Declaration in the Conduct of South China Sea”, perkumpulan negara dalam satu kesatuan ASEAN telah gagal untuk menahan gerakan agresif yang muncul kemudian.
Terdapat beberapa laporan rutin yang menyebut serangan kerap terjadi di perairan wilayah Vietnam, Filipina dan Malaysia. Laporan tersebut membuat kita terkejut dan bingung, apa yang harus kita lakukan? Menutup mata terhadap serangan dan fokus kepada uang? Mengeluh tentang isu-isu teritorial lalu mendapati kita diserang seperti Filipina?