Asia Topa di Australia Tampilkan Seniman Indonesia

"Yang saya anggap menarik soal seniman-seniman ini adalah karya mereka sangat menakjubkan dan di saat yang sama mencoba menyampaikan beragam topik yang berhubungan dengan keadaan saat ini... dan memiliki keterkaitan terhadap kami di Australia," jelas Dr Tonkin.

Foto: Carl Warner
Dalam Political Acts, Dadang Christanto menampilkan dua karya yakni 'Lorong Pembantaian' dan 'Sikat Gigi'.
'Sikat Gigi' adalah penampilan visual dimana Dadang tampil menyikat giginya dengan busa berwarna merah.
Penampilan ini pertama kali dibuat pada tahun 1981, saat Dadang pernah menjadi aktor di Bengkel Teater di Yogyakarta.
Dadang bercerita, awalnya interpretasi sikat gigi sebagai hal parodi yang mengolok-olok para 'yuppie' atau istilah bagi eksekutif muda di tahun 80-90an dengan pasta gigi berupa selai buah berry.
Tapi interpretasi dari pertunjukkan ini telah berubah.
"Sikat gigi ini dianggap sebagai tindak displin kekerasan. Rezim fasis bisa bekerja efektif, jika ada disiplin... dan displin kekerasan fisik ini berupa teror," jelas Dadang yang lahir di Tegal 60 tahun lalu.
Asia Topa adalah festival seni dan budaya yang menghadirkan seniman-seniman kontemporer dari Asia dan diselenggarakan setiap tiga tahun di Melbourne,
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia