Asia Topa di Australia Tampilkan Seniman Indonesia
"Yang saya anggap menarik soal seniman-seniman ini adalah karya mereka sangat menakjubkan dan di saat yang sama mencoba menyampaikan beragam topik yang berhubungan dengan keadaan saat ini... dan memiliki keterkaitan terhadap kami di Australia," jelas Dr Tonkin.
Dalam Political Acts, Dadang Christanto menampilkan dua karya yakni 'Lorong Pembantaian' dan 'Sikat Gigi'.
'Sikat Gigi' adalah penampilan visual dimana Dadang tampil menyikat giginya dengan busa berwarna merah.
Penampilan ini pertama kali dibuat pada tahun 1981, saat Dadang pernah menjadi aktor di Bengkel Teater di Yogyakarta.
Dadang bercerita, awalnya interpretasi sikat gigi sebagai hal parodi yang mengolok-olok para 'yuppie' atau istilah bagi eksekutif muda di tahun 80-90an dengan pasta gigi berupa selai buah berry.
Tapi interpretasi dari pertunjukkan ini telah berubah.
"Sikat gigi ini dianggap sebagai tindak displin kekerasan. Rezim fasis bisa bekerja efektif, jika ada disiplin... dan displin kekerasan fisik ini berupa teror," jelas Dadang yang lahir di Tegal 60 tahun lalu.
Asia Topa adalah festival seni dan budaya yang menghadirkan seniman-seniman kontemporer dari Asia dan diselenggarakan setiap tiga tahun di Melbourne,
- Usia Penonton Konten Pornografi di Australia Semakin Muda
- Dunia Hari Ini: Israel Menyetujui Gencatan Senjata Dengan Hizbullah
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan