Asing Ancang-ancang Caplok MBTO
Senin, 06 Juni 2011 – 15:07 WIB
Bryan menyebutkan beberapa fund manajer asing yang mendekati saham perseroan antara lain Deutsche Bank (DB), CLSA, dan Philip Capital. Tapi, ketertarikan itu baru sebatas lisan dan belum ada tindak lanjut lagi secara resmi. Tetapi, potensi itu tidak menutup kemungkinan bisa ditindaklanjuti pada tahap yang lebih serius. "Karenanya kami percaya saham MBTO akan balik ke harga IPO,” yakin Bryan.
Baca Juga:
Sementara Reza Priyambada, Managing Research Division Indosurya Securities menyebut sektor konsumsi menjadi bidang paling prospektif di Indonesia. Selain segmen pasarnya besar, kecenderungan konsumtif masyarakat memperkuat potensi tersebut. ”Dan kosmetik telah menjadi kebutuhan terpenting masyarakat,” tutur Reza.
Nah, sejalan pertumbuhan penduduk, prospek industri kosmetik akan selalu meningkat. Bahkan, situasinya berbeda dan tidak melulu didominasi kaum hawa. Kaum adam pun tidak sedikit yang doyan bersolek. Kondisi ini menjadi peluang baru dan perlu disikapi dengan menyediakan prouk khusus. "Ttentu ini menjadi nilai tambah bagi industri kosmetik di masa mendatang," lanjut Reza.
Sekadar diketahui, Martina Berto pada awal tahun ini melakukan go public dengan melepas 355 juta lembar saham, atau setara 33,17 persen saham. Saham perseroan yang dibanderol Rp 740 per saham itu, saat listing ditutup melemah 10,81 persen ke posisi Rp 660 per saham. Dan, pada akhir pekan lalu, harga saham MBTO berkubang dikisaran Rp 530 per saham. (far)
JAKARTA - Performa saham PT Martina Berto Tbk (MBTO) kurang meyakinkan. Sejak listing perdana di lantai bursa efek indonesia (BEI), saham perseroan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi