Askobi, Wadah Perjuangan Korban Bom Terorisme di Indonesia

Hilang Dendam, Anggap Keluarga Pengebom Juga Korban

Askobi, Wadah Perjuangan Korban Bom Terorisme di Indonesia
Ir H Wahyu Adiartono, PhD. Foto : Ridlwan/JAWA POS
Di sela-sela ngobrol, Wahyu yang juga korban pengeboman Hotel JW Marriott pertama pada 5 Agustus 2003 itu masih sibuk menelpon beberapa orang. Terkadang dengan bahasa Inggris yang fasih. "Maaf ya Mas, ini masih koordinasi dengan teman-teman," katanya.

    

Pekan lalu, Askobi memang punya hajatan cukup besar. Selama dua hari ( 27-28/02) mereka berkumpul di Hotel Borobudur untuk kampanye pencegahan aksi terorisme. Sejumlah narasumber penting dihadirkan, di antaranya mantan pelatih Jamaah Islamiyah Nasir Abbas, pengamat International Crisis Group Sidney Jones, Imam Prasodjo dari Universitas Indonesia, dan diplomat sejumlah negara sahabat.

Ratusan anak SMA juga diundang dan bernyanyi bersama para korban dipandu Rian Ekky Pradipta vokalis D'Masiv yang kondang dengan lagu '[Jangan Menyerah'. "Sebenarnya keluarga korban juga sudah siap datang, tapi beberapa saat sebelum acara tiba-tiba membatalkan karena ada sesuatu hal," ujar Wahyu.

Keluarga pengebom Dani Dwi Permana ( bomber Marriott 17 Juli 2009) melalui sang ibu telah menitipkan pesan. "Beliau ingin menyampaikan bahwa anaknya juga korban. Dani hanya dijadikan alat oleh kelompok teroris, padahal dia sebenarnya anak yang baik," katanya.

    

Jumlah korban selamat aksi pengeboman di Indonesia sejak 2002-2009 mencapai 570 orang. Mereka kini punya organisasi yang bisa digunakan sebagai wadah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News