Askobi, Wadah Perjuangan Korban Bom Terorisme di Indonesia

Hilang Dendam, Anggap Keluarga Pengebom Juga Korban

Askobi, Wadah Perjuangan Korban Bom Terorisme di Indonesia
Ir H Wahyu Adiartono, PhD. Foto : Ridlwan/JAWA POS
"Kami beberapa kali menghadiri acara di luar negeri. Seperti konvensi anti terorisme PBB di Washington, di Bogotta, bahkan beberapa bulan lalu kami juga ke Jordania untuk acara organisasi serupa di sana," katanya.

    

Menurut Wahyu, anggota Askobi tak ingin menadah tangan pada pemerintah. Mereka sadar, dana dari pemerintah terbatas, ditambah lagi tidak ada lembaga atau kementrian khusus yang mengurusi korban. "Kalau dibilang kurang ya jelas sangat kurang. Pemerintah kan berpikirnya setelah keluar dari rumah sakit ya sudah. Padahal beban setelah keluar itu justru yang lebih besar," katanya.

    

Dia mencontohkan, banyak korban yang kehilangan pekerjaan karena cacat permanen. Belum lagi, anak dan istri mereka yang trauma secara psikologis. "Rata-rata orang Indonesia masih menilai kompetensi seseorang dari fisiknya, padahal sebenarnya kemampuan mereka tidak hilang. Ini yang berusaha kita bantu," kata Wahyu.

    

Pemulihan trauma, kata dia, juga akan lama jika mengandalkan psikolog atau terapi dari orang luar. "Tapi, kalau bicara dengan sesama korban akan lebih mudah, akan lebih bebas dan sama-sama empati," katanya.

    

Jumlah korban selamat aksi pengeboman di Indonesia sejak 2002-2009 mencapai 570 orang. Mereka kini punya organisasi yang bisa digunakan sebagai wadah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News