Askobi, Wadah Perjuangan Korban Bom Terorisme di Indonesia

Hilang Dendam, Anggap Keluarga Pengebom Juga Korban

Askobi, Wadah Perjuangan Korban Bom Terorisme di Indonesia
Ir H Wahyu Adiartono, PhD. Foto : Ridlwan/JAWA POS
Askobi awalnya juga dimulai dari rasan-rasan beberapa kelompok korban yang sudah melakukan kegiatan informal. Sebelum menjadi ketua Askobi, Wahyu dan sesama korban bom Marriott 1 sudah membentuk Yaysan Forum 58. Angka 58 berasal dari hari dan tanggal kejadian berlangsung, yakni 5 Agustus 2003. "Di Bali, juga ada beberapa yayasan yang menaungi korban Bom Bali I dan Bom Bali II, nah kita lalu berkomunikasi dan sepakat menjadi satu wadah," katanya.

    

Meski sudah tujuh tahun berlalu, Wahyu belum lupa saat dirinya terhempas ledakan di restoran Syailendra Marriott. Saat itu, Wahyu baru saja meeting dengan beberapa rekan bisnisnya. Mereka sebenarnya sudah bertemu di Marriott sejak pagi. Tapi, sempat keluar sebentar untuk meninjau lokasi bisnis, kemudian kembali ke hotel di kawasan Mega Kuningan itu.

    

"Tiba-tiba saya sudah berdarah-darah. Telinga berdenging, dan langsung dievakuasi ke rumah sakit," katanya. Wahyu sempat dirawat selama 40 hari di rumah sakit. "Bosan kalau lama-lama," katanya lantas tersenyum.

    

Pada saat pengeboman JW Marriott kedua kalinya 17 Juli 2009 lalu, Wahyu nyaris jadi korban lagi. "Saya ada janji breakfast meeting di Marriott dengan GM (general manager, red) hotelnya sekaligus membicarakan peringatan enam tahun peledakan, tapi saya terlambat. Tiba-tiba saya dengar di radio mobil, kalau ada peledakan. Saya langsung kontak teman-teman untuk stand by di rumah sakit sekitar Kuningan," katanya.

    

Jumlah korban selamat aksi pengeboman di Indonesia sejak 2002-2009 mencapai 570 orang. Mereka kini punya organisasi yang bisa digunakan sebagai wadah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News